Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyak Tawon, Bertahan Lebih dari 100 Tahun

Kompas.com - 18/12/2012, 16:04 WIB
Abun Sanda

Penulis

KOMPAS.com — Di tangan Eddy Mattualy (56), minyak gosok cap Tawon berkembang. Salah satu produk khas dari Makassar, Sulawesi Selatan, ini diekspor ke pelbagai negara. Agen penjualan minyak gosok itu juga tumbuh subur di pelbagai kota. Tidak heran kalau di Belanda dan China, sekadar menyebut contoh, produk minyak gosok cap Tawon yang diracik sejak 100 tahun lalu itu bisa ditemukan.

Eddy yang mewarisi usaha minyak gosok cap Tawon dari orangtuanya sejak tahun 1977 ini menggabungkan teori ekonomi yang diperolehnya di ruang kuliah dengan intuisi bisnis yang dia pelajari dari keluarganya. Maklum, sejak berusia enam tahun, dia sudah terbiasa melihat bagaimana ayah dan ibunya berdagang. Secara langsung ia belajar dari ayahnya bagaimana menangani pabrik, berbisnis, dan menjalin hubungan dengan pelbagai kalangan.

Sukses Eddy meneruskan usaha warisan tersebut sekaligus mematahkan asumsi bahwa grup usaha di Indonesia hanya mampu bertahan sampai generasi kedua, atau paling lama generasi ketiga. Sekarang pun dia sudah mempersiapkan putranya, Yupic Mattualy, untuk bersiap-siap meneruskan usaha minyak gosok ini. ”Saya berharap dia bisa membawa usaha ini berkembang lebih baik dibandingkan masa saya,” kata Eddy.

Meskipun ”sekadar” minyak gosok, menurut Eddy, keluarganya tetap bangga pada produk tersebut. Selain bisa memberi lapangan kerja kepada orang lain, produk usaha ini pun bermanfaat bagi kesehatan banyak orang. ”Kami bisa bertahan sampai 100 tahun lebih, berarti produk minyak gosok ini memang ada manfaatnya,” ujarnya.

Eddy lalu bercerita tentang salah satu pengalamannya. Suatu hari di sebuah kota di Puerto Riko, ia kaget menemukan minyak gosok cap Tawon dijual di sebuah toko.
Iseng-iseng dia bertanya kepada penjualnya tentang kegunaan minyak gosok tersebut, dan ia mendapatkan jawaban yang memuaskan. Bahkan, pemilik toko itu menyatakan keinginannya untuk bertemu produsen minyak gosok tersebut.

"Orang itu senang karena minyak gosok ini berguna buat kesehatannya,” kata Eddy, yang lalu menyatakan dialah produsen minyak gosok cap Tawon. Sang pemilik toko sempat terperangah beberapa saat. Mereka lalu berkenalan.

Ketika Eddy hendak membayar harga belanjaannya, si pemilik toko menolak uluran uang yang dia berikan. ”Itu peristiwa yang membawa kesan mendalam untuk saya dan keluarga,” ujar Eddy di Makassar, beberapa waktu lalu.

Minyak gosok produksi Indonesia ternyata tidak hanya dinikmati oleh masyarakat di Tanah Air. Minyak gosok cap Tawon, misalnya, juga ditemukan di beberapa negara di Eropa, Australia, dan Amerika Serikat. Akan tetapi, semua itu tetaplah membutuhkan sebuah  perjalanan panjang.

Turun-temurun

Menurut Eddy, minyak gosok cap Tawon didirikan oleh sang kakek, Lie A Liat, di Makassar pada 6 Desember 1912. Ketika itu, cerita sang kakek kepada Eddy, Makassar sudah menjadi bandar yang ramai, dengan penduduk sekitar 250.000 jiwa.

Lie A Liat dibantu sejumlah kerabatnya tak hanya puas memasarkan produknya di sekitar Kota Makassar. Mereka juga berusaha memasarkan minyak gosok racikannya itu hingga ke daerah pedalaman di Pulau Sulawesi. ”Kakek saya juga membawa minyak gosok ini sampai ke Surabaya dan Jakarta. Awalnya nama minyak gosok ini bukan cap Tawon, tetapi TO Boo Loeng,” tutur Eddy.

Ketika Lie A Liat  meninggal, usaha minyak gosok diteruskan oleh salah seorang putranya, yakni Frans Bani Mattualy.  Dia menjadi pemimpin gerbong generasi kedua yang membuat minyak gosok TO Boo Loeng lebih dikenal masyarakat Indonesia.

Tahun 1984, merek TO Boo Loeng diganti, sesuai dengan pergantian nama perusahaannya, yakni PT Tawon Jaya Makassar. ”Merek produknya juga berganti menjadi minyak gosok cap Tawon,” kata Eddy.

Frans Bani Mattualy meninggal tahun 1977, dan bisnisnya dilanjutnya oleh Eddy, putranya.

”Regenerasi dalam usaha ini relatif mulus, mungkin karena ini perusahaan keluarga. Selain disiplin, dalam keluarga kami juga ditekankan pentingnya ketaatan dan patuh kepada orangtua. Mungkin semua itulah yang kemudian membuat kami berusaha mengembangkan warisan yang ditinggalkan leluhur,” tutur Eddy.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

    Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

    Earn Smart
    BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

    BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

    Whats New
    Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

    Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

    Whats New
    CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

    CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

    Whats New
    Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

    Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

    Earn Smart
    HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

    HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

    Whats New
    Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

    Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

    Whats New
    KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

    KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

    Rilis
    Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

    Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

    Whats New
    Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

    Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

    Whats New
    Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

    Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

    Whats New
    Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

    Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

    Whats New
    “Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

    “Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

    Whats New
    Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

    Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

    Work Smart
    Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

    Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com