Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2012, Musim Kelabu bagi Petani Sawit Kecil

Kompas.com - 02/01/2013, 03:35 WIB

Pekanbaru, Kompas - Sepanjang tahun 2012, petani kelapa sawit di Riau, terutama petani kecil (lahan antara 2 hektar sampai 10 hektar) mengalami musim kelabu dibandingkan dengan tahun 2011. Sepanjang 12 bulan kemarin, hanya pada Maret dan April tandan buah segar memiliki harga lumayan bagus, di atas Rp 1.800 per kilogram, untuk usia kelapa sawit di atas 10 tahun.

Pada akhir Desember 2012 sampai awal Januari 2013 ini, Dinas Perkebunan Riau menetapkan harga Rp 1.254 per kilogram (sawit 10 tahun). Ada kenaikan sebesar Rp 6 dibandingkan dengan periode November, yang merupakan harga terendah sepanjang tahun 2012.

Mulai pertengahan tahun 2012, harga tandan buah segar (TBS) itu terus menurun sampai Rp 1.600. Pada triwulan terakhir 2012, harga TBS anjlok di kisaran Rp 1.200 per kilogram.

Untuk kelapa sawit di bawah umur 10 tahun, harganya dipatok lebih murah dengan penurunan sekitar Rp 100 per periode tahun. Sebagai contoh, harga TBS 10 tahun 1.600 per kilogram, maka TBS umur 8-9 tahun turun menjadi Rp 1.500, TBS umur 7 tahun Rp 1.400, TBS umur 5 tahun Rp 1.300, dan TBS umur 4 tahun ke bawah Rp 1.200-Rp 1.300 per kilogram.

Perhitungan harga TBS 10 tahun hanyalah acuan yang dikeluarkan Dinas Perkebunan Riau bersama dengan beberapa perusahaan besar, seperti grup Asian Agri, Sinar Mas, Salim, dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Riau.

”Kalau harga acuan Dinas Pertanian Rp 1.250 per kilogram untuk sawit 10 tahun, maka di tingkat petani kecil seperti kami, yang umur sawitnya baru 5-6 tahun, harganya bisa mencapai Rp 550 sampai Rp 600 per kilogram,” ujar Idham Arif (45), petani sawit yang memiliki lahan tiga hektar di pinggiran Kota Pekanbaru.

Menurut Idham, tengkulak seenaknya menentukan harga TBS petani kecil, apalagi yang tidak bergabung dalam koperasi atau kerja sama program bapak angkat dengan perusahaan besar.

Akhir tahun

Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), harga TBS kelapa sawit di Kalsel selama tahun 2012 fluktuatif dan cenderung turun menjelang akhir tahun. Pada September harga terendah TBS dari petani masih Rp 1.094 per kilogram dan tertinggi Rp 1.496, sedangkan pada awal Desember harga jual terendah TBS hanya Rp 901 per kilogram dan tertinggi Rp 1.231.

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Kalsel Untung Joko Wiyono mengatakan, secara umum fluktuasi harga TBS di Kalsel sangat tergantung pada kondisi di lapangan dan pasar internasional. Yang dimaksud kondisi di lapangan adalah apabila terjadi kelebihan, jumlah panen melebihi daya serap pabrik. (WER/SAH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com