Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 50 Tahun, Neraca Perdagangan RI Kembali Tertekan

Kompas.com - 07/01/2013, 17:29 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Neraca perdagangan Republik Indonesia kembali tertekan pada tahun ini. Kejadian seperti ini terakhir terjadi pada tahun 1961.

Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar menjelaskan, kondisi perekonomian global masih mempengaruhi kondisi perekonomian domestik. Hal itu juga berdampak ke neraca perdagangan Indonesia.

"Kondisi ini perlu diwaspadai secara seksama. Sebab, terakhir kali Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan pada 50 tahun lalu, sejak 1961," kata Mahendra saat konferensi pers di di kantor Kementerian Keuangan Jakarta, Senin (7/1/2013).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan RI selama November 2012 terjadi defisit sebesar 478,4 juta dollar AS. Hal itu terjadi karena impor November 2012 sebesar 16,92 miliar dollar AS.

Sementara ekspor RI dalam periode yang sama hanya 16,44 miliar dollar AS. Untuk impor selama Januari hingga November 2012 ini mengalami kenaikan 9,92 persen (year over year) menjadi 16,92 miliar dollar AS dari sebelumnya 15,39 miliar dollar AS.

Namun bila dibanding dengan Oktober 2012, impor RI cenderung turun 1,67 persen. Impor ini dikontribusikan dari impor migas 4,07 miliar dollar AS dan impor non migas sebesar 3,94 miliar dollar AS.

Sedangkan ekspor selama Januari hingga November 2012 sebesar 16,44 miliar dollar AS, turun 4,6 persen (yoy) dibanding sebelumnya 17,4 miliar dollar AS. Namun bila dibanding dengan Oktober 2012 masih naik 7,3 persen. Ekspor tersebut dikontribusikan dari migas 2,7 miliar dollar AS, naik 2,23 persen dan ekspor non migas naik 8,36 persen menjadi 13,73 miliar dollar AS.

Sementara neraca perdagangan RI selama Januari hingga November 2012 juga mengalami defisit sebesar 1,33 miliar dollar AS.

"Jadi selama kondisi global ini belum pulih, maka Indonesia masih akan mengalami defisit," tambahnya.

Sementara defisit neraca perdagangan yang disebabkan karena minyak dan gas (migas), kondisi ini terulang kembali sejak terjadi pada 2008 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com