Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Karet Bisa Tembus Rp 35.000 Per Kilogram

Kompas.com - 22/01/2013, 02:34 WIB

Jakarta, Kompas - Setelah sempat anjlok di tahun 2012, harga karet tahun ini diproyeksikan naik cukup signifikan. Harga karet yang semula di level 2,5 dollar AS per kilogram (kg), kemungkinan tembus di level 3,5 dollar AS per kg atau sekitar Rp 35.000. Kenaikan tersebut tidak terlepas dari kesepakatan Indonesia, Malaysia, dan Thailand, untuk mengatur pasokan karet.

Penasihat Gabungan Pengusaha Karet Indonesia, Asril Sutan Amir, di Jakarta, Senin (21/1), mengatakan, saat ini harga karet sudah menyentuh 3,2 dollar AS. ”Sebentar lagi bakal tembus level 3,5 dollar AS. Kemajuan sangat cepat. Tahun lalu harganya menyentuh level terendah yakni 2 dollar AS,” katanya.

Asril menjelaskan, kecenderungan kenaikan harga tersebut tidak lepas dari kesepakatan tiga negara yang tergabung dalam ITRC (International Tripartite Rubber Council). Indonesia, Malaysia, dan Thailand, sepakat menerapkan skema pengurangan volume ekspor sebesar 300.000 ton yang diberlakukan sejak Oktober 2012 sampai Maret 2013.

Menurut Asril, kesepakatan tersebut seharusnya diperluas ke Vietnam. Alasannya karena produksi karet di Vietnam sudah menembus level 1 juta ton. ”Perdagangan karet di perbatasan Vietnam dan China juga tergolong tinggi. Perdagangan perbatasan itu untuk menghindari bea masuk ke China. Ini harus dipertimbangkan. Dengan merangkul Vietnam, maka peningkatan harga karet bisa optimal. Agar efektif, lanjutnya, lobi ke Vietnam seharusnya dilakukan oleh Menteri Perdagangan atau level kepala negara,” katanya.

Asril menambahkan, kenaikan harga karet akan mendongkrak nilai ekspor Indonesia. Tahun ini ekspor karet diproyeksikan 2,2 juta ton. ”Dengan kenaikan harga sekitar 1 dollar AS per kg, maka ada kenaikan nilai ekspor sebesar 2,2 miliar dollar AS,” ujarnya.

Menurut Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Indonesia mendukung langkah ITRC memperbaiki harga karet alam. Laporan dari Monitoring and Surveillance Committee (MSC), yang melakukan verifikasi lapangan pada November dan Desember 2012, menyimpulkan penurunan volume ekspor ketiga negara anggota ITRC telah sesuai dengan kesepakatan AETS.

”Dengan demikian diharapkan terjadi dampak langsung yang positif bagi tingkat pendapatan jutaan petani di Indonesia, Thailand, dan Malaysia,” katanya.

Dari data ITRC, total produksi karet tiga negara ini mencakup 67 persen dari total produksi dunia. Ekspornya 86 persen dari total ekspor dunia. (ENY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cuka Sebut Ada Miskomunikasi

Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cuka Sebut Ada Miskomunikasi

Whats New
Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Whats New
Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus 'OutSourcing'

Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus "OutSourcing"

Whats New
[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Whats New
Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Whats New
AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi 'Lender Institusional'

AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi "Lender Institusional"

Whats New
Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Whats New
Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com