Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hary Tanoe Mengincar Media Milik Bakrie?

Kompas.com - 09/02/2013, 10:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Grup MNC berambisi menguasai jaringan televisi di Indonesia. Perusahaan yang dikendalikan konglomerat Hary Tanoesoedibjo ini disebut-sebut berniat mengakuisisi perusahaan media milik kelompok usaha Bakrie yang dikelola PT Visi Media Asia Tbk.

Sumber di Grup MNC menyebutkan, Hary Tanoe belum lama ini menyatakan ingin mengambil alih Visi Media Asia, emiten di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham VIVA. Visi Media adalah pemilik stasiun televisi tvOne, ANTV, dan portal VIVAnews. Di lingkaran Grup Bakrie, Visi Media adalah perusahaan yang mencatatkan pertumbuhan laba signifikan.

Namun, rencana MNC menawar VIVA tidak sendirian. Ada beberapa perusahaan media yang juga mengincar VIVA. Salah satunya PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, pemilik stasiun televisi SCTV dan Indosiar. Namun, Komisaris Elang, Fofo Sariaatmadja, belum bisa dikonfirmasi soal kabar itu.

Hubungan bisnis Grup MNC dan Grup Bakrie belakangan ini memang cukup intensif. Di akhir tahun lalu, Hary Tanoe sepakat mengakuisisi bisnis jalan tol yang dikelola PT Bakrieland Development Tbk. Ini adalah emiten anak usaha Grup Bakrie.

Hingga tadi malam (8/2/2013), Hary Tanoe belum bisa dimintai konfirmasi terkait rencana Grup MNC mengakuisisi VIVA. Yang pasti, sinyal Grup MNC mengincar bisnis media datang dari salah satu sayap bisnisnya, yakni PT Global Mediacom Tbk. Perusahaan ini telah menyiapkan dana Rp 4 triliun hingga Rp 5 triliun.

Direktur Global Mediacom David Audy mengatakan, dana sebesar itu disiapkan untuk membeli media. "Itu dana kas internal kami, khusus untuk ekspansi media. Yang kami lirik saat ini adalah media online," ujar dia, Kamis (7/2/2013).

Global Mediacom membuka opsi pendanaan eksternal seperti pinjaman bank. "(Tapi) untuk rights issue belum ada rencana," ungkap David.

Manajemen Global Mediacom juga belum mau menyebutkan identitas perusahaan yang mereka incar. Namun, dia tak menampik bahwa MNC tengah melihat peluang mengambil alih VIVA. "Saya belum bisa mengatakannya. Tetapi kalau harganya masuk akal, ya kami berminat," ujar dia.

Neil Tobing, Corporate Secretary VIVA, menyebutkan, jikapun VIVA dijual, maka harganya sangat tinggi. "Nilai kapitalisasi pasar kami cukup besar," tutur dia. Per Jumat (8/2/2013), nilai kapitalisasi pasar VIVA di Bursa Efek Indonesia mencapai Rp 8,67 triliun.

Grup Bakrie masih bungkam soal kabar rencana penjualan VIVA. Juru bicara keluarga Bakrie, Lalu Mara Satria Wangsa, menyatakan belum pernah mendengar kabar tersebut. "Saya belum pernah mendengar MNC maupun SCTV ingin membeli Visi Media. Setahu saya Visi Media juga tidak dilego karena kondisinya baik-baik saja," ungkap dia.

Ekspansi Grup MNC di bisnis media memang cukup agresif. Belum lama ini, Global Mediacom mendirikan dua anak usaha patungan di bidang online communication dan online entertainment products. Di dua anak usaha patungan itu, Global Mediacom menggandeng PT Infokom Elektrindo dan Tencent. Nama terakhir adalah perusahaan penyedia jasa internet serta mobile and telecommunication asal China. (Narita Indrastiti, Merlinda Riska, Avanty Nurdiana)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com