Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPR Bersubsidi "Miskin" Informasi

Kompas.com - 12/02/2013, 11:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Informasi yang diperoleh masyarakat mengenai skema kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi hingga kini masih minim. Masih banyak masyarakat yang kebingungan mencari hunian bersubsidi, serta memperoleh akses pembiayaan rumah.

Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Perumahan Rakyat Sri Hartoyo, di Jakarta, Senin (11/2/2013), mengemukakan, lokasi dan kebutuhan rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah terutama terdapat di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Kebutuhan rumah bersubsidi terutama untuk keluarga baru dan karyawan.

”Pasokan rumah bersubsidi memang masih tidak seimbang dibandingkan permintaan,” ujarnya.

Menurut Sri, karena promosi rumah bersubsidi saat ini masih minim, masyarakat kesulitan mendapatkan informasi tentang lokasi perumahan bersubsidi. Terkait itu, Kementerian Perumahan Rakyat siap mengembangkan situs yang akan menampilkan proyek-proyek rumah bersubsidi yang ditawarkan pengembang.

”Di sisi lain, pengembang perlu memperbanyak informasi dan pasokan rumah subsidi untuk konsumen, khususnya di kawasan industri,” ujarnya.

Pasokan rumah bersubsidi sudah saatnya ditingkatkan karena permintaan masih sangat tinggi. Hingga 2010, kekurangan rumah rakyat sudah mencapai 13,6 juta unit dengan laju kekurangan rumah bertambah sekitar 700.000 unit per tahun.

Beberapa kluster rumah bersubsidi yang cocok dikembangkan antara lain di wilayah Bekasi, Purwakarta, Bogor di Jawa Barat, Tangerang (Banten), Banyuwangi, dan Malang (Jawa Timur), yang memiliki permintaan rumah tapak terbesar. Rumah bersubsidi terdiri atas rumah tapak dengan sasaran masyarakat berpenghasilan maksimum Rp 3,5 juta per bulan, serta rumah susun milik untuk masyarakat berpenghasilan maksimum Rp 5,5 juta per bulan.

Pemerintah sendiri telah mematok harga maksimum rumah tapak yakni Rp 88 juta-Rp 145 juta per unit menurut zonasi. Adapun untuk rumah susun milik maksimum Rp 216 juta per unit. Untuk skema ini, subsidi rumah berupa suku bunga tetap KPR diberlakukan sebesar 7,5 persen dalam tenor 15 tahun. Selain itu, keringanan pajak berupa pembebasan pajak pertambahan nilai dan pajak penghasilan final sebesar 1 persen.

Novi, Staf Pemasaran Perumahan Cibarusah Jaya, di Bekasi, Jawa Barat, mengemukakan, masih banyak konsumen belum memahami KPR bersubsidi dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Informasi yang minim mendorong pihak pengembang menjadi salah satu sumber informasi bagi konsumen.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Maryono menyatakan sanggup menyalurkan KPR bersubsidi sesuai target pemerintah, yakni 121.000 unit. Total dana untuk kredit bersubsidi tahun ini sebesar Rp 7,5 triliun. BTN, kata Maryono, akan menggelar pameran khusus perumahan bersubsidi dengan pembiayaan melalui skim KPR-FLPP. Pameran khusus itu diharapkan semakin mendekatkan konsumen yang membutuhkan pembiayaan perumahan bersubsidi. (LKT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com