Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Anak Usaha Grup Bakrie Jual Aset

Kompas.com - 18/02/2013, 07:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Grup Bakrie telah menetapkan niat hengkang dari Bumi Plc. Namun, ada masalah lagi yang melanda, sebab Grup Bakrie harus menyediakan dana 278 juta dollar AS untuk membeli kembali saham (buyback) PT Bumi Resources Tbk (BUMI) milik Bumi Plc.

Pembayaran buyback harus sudah selesai sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bumi Plc pada 21 Februari. Karena alasan tersebut, Grup Bakrie gencar mencari dana.

PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) melalui PT Bakrie Swastika Utama dikabarkan menjual lahan di Rasuna Epicentrum. Total nilainya Rp 2,5 triliun. Selain itu, ELTY juga telah menjual Bakrie Toll Road (BTR) dan Lido senilai Rp 3 triliun.

Namun, Agus J Alwie, Chief Executive Officer Bakrie Swastika, membantah, penjualan aset itu berhubungan dengan buyback saham BUMI. "Tak benar. Kalaupun jadi dijual, hasilnya untuk pengembangan usaha," tegas dia, beberapa waktu lalu.

Anak usaha lain, PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP), telah menjual lahan sawit seluas 16.000 hektar pada anak usaha Sinarmas, Golden Agri Resources Ltd, senilai 178 juta dollar AS.

UNSP juga ingin menjual perusahaan olekimia Grup Domba Mas 470 juta dollar AS. Namun, Andi Setianto, Investor Relation UNSP, belum mau berkomentar soal ini.

Bakrie juga ingin menjual 51 persen saham di PT Visi Media Asia Tbk (VIVA). Grup Bakrie menaksir valuasinya 1,2 miliar dollar AS- 2 miliar dollar AS, dengan harga minimum Rp 8 triliun.

Belum cukup, Bakrie juga dikabarkan akan menggadaikan Blok Masela yang digarap PT Energi Mega Persada, Tbk (ENRG). Kabarnya, nilai transaksi ini 1,2 miliar dollar AS. "Sampai sekarang belum ada rencana akuisisi aset baru ataupun penjualan aset," bantah Herwin Hidayat, Investor Relation ENRG, Jumat (15/2/2013)

Nirwan Dermawan Bakrie, pemilik usaha Grup Bakrie, menjelaskan, penjualan aset lebih disebabkan untuk meringankan beban keuangan masing-masing anak usaha sehingga ketika ada goncangan ekonomi, kondisi perusahaan tidak terganggu. "Kami hanya ingin menjadi slim and fit," tegas dia.

Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, mengatakan, Bakrie harus mengambil langkah ini lantaran butuh dana segar. Namun, ia melihat, aksi mereka tidak memengaruhi prospek emiten Grup Bakrie ke depan karena aset yang dijual kurang berkembang. "Sebenarnya, hal penting yang harus dilakukan adalah bayar utang," ujar dia. Cara itu memang paling menguntungkan. (Narita Indrastiti, Andri Indradie, Barly Haliem, Avanty Nurdiana/Kontan)

Baca juga:
BEI Pertanyakan Dana Bakrie Menebus BUMI

Ical: VIVA Tidak Akan Dijual!
Hary Tanoe Mengincar Media Milik Bakrie?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com