Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulan Maret Harga Elpiji Naik

Kompas.com - 21/02/2013, 03:39 WIB

Jakarta, Kompas - PT Pertamina (Persero) berencana menaikkan harga jual elpiji nonsubsidi kemasan 12 kilogram sebesar Rp 25.400 per tabung pada pertengahan Maret 2013. Hal ini untuk mengurangi kerugian penjualan elpiji karena dijual dengan harga di bawah harga keekonomian.

Menurut Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir, Rabu (20/2), di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, rencana Pertamina untuk menaikkan harga jual elpiji 12 kg itu telah disetujui dalam rapat umum pemegang saham. Selaku perusahaan migas milik negara, pemegang saham Pertamina adalah pemerintah.

Meski demikian, pihaknya tetap harus melaporkan lagi kepada pemerintah dan menunggu keputusan. Hal ini disebabkan kenaikan harga jual elpiji itu akan menimbulkan dampak ekonomi dan sosial kepada masyarakat.

”Pemerintah akan membahas rencana kenaikan harga elpiji ini secara lebih komprehensif, termasuk dampak sosial dan politiknya,” kata Ali.

Di tempat terpisah, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo menyatakan, Pertamina sudah mengajukan usulan kenaikan harga jual elpiji nonsubsidi kemasan 12 kilogram. Saat ini rencana kenaikan harga elpiji itu dalam proses pembahasan di Kementerian Bidang Koordinator Perekonomian.

Wakil Presiden Elpiji dan Produk Gas PT Pertamina Gigih Wahyu Hari Irianto menjelaskan, bisnis elpiji 12 kg diperkirakan akan merugi Rp 5 triliun atau Rp 5.152 per kg. Kerugian itu dihitung dengan asumsi penjualan elpiji 12 kg tahun 2013 mencapai 910.721 metrik ton, harga acuan kontrak Aramco 917 dollar AS per metrik ton, dan kurs Rp 9.384 per dollar AS. Saat ini biaya produksi elpiji 12 kg Rp 10.064 per kg, sedangkan harga jualnya hanya Rp 4.912 per kg.

Untuk mengurangi kerugian ini, Pertamina akan menaikkan harga jual elpiji 12 menjadi kg Rp 2.166,67 per kg atau Rp 25.400 per tabung pada kuartal pertama 2013 sehingga harga jualnya naik dari Rp 70.200 per tabung menjadi Rp 95.600 per kg. Jika kenaikan harga jual itu dapat berjalan sesuai rencana, perusahaan itu dapat mengurangi kerugian Rp 1,1 triliun tahun ini.

Konsumsi elpiji nonsubsidi diperkirakan bisa mencapai 1,1 juta metrik ton, dan ini akan menambah kerugian penjualan elpiji. Apalagi, diperkirakan, tren CP Aramco selalu meningkat. ”Kami sedang mengadakan survei daya beli konsumen terhadap elpiji 12 kg bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi,” kata Gigih menambahkan.

Menanggapi hal itu, pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi menyatakan, sebelum Pertamina menaikkan harga jual elpiji 12 kg, harus ada kajian terhadap kemampuan membayar dan kemauan membayar konsumen. ”Nanti hal itu akan ketahuan jika ada surveinya,” kata Tulus.

Dari sisi bisnis dan ekonomi, lanjut Tulus, sebenarnya Pertamina layak menaikkan harga elpiji, karena elpiji 12 kg bukan komoditas subsidi, yang disubsidi adalah elpiji 3 kg. (EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com