Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Defisit Neraca Masih Berlanjut

Kompas.com - 02/03/2013, 02:54 WIB

Jakarta, Kompas - Memulai awal tahun, neraca perdagangan Indonesia tercatat defisit 171 juta dollar AS. Ekspor bulan Januari tercatat 15,38 miliar dollar AS, sementara impor sebesar 15,55 miliar dollar AS. Diperkirakan defisit perdagangan masih akan berlanjut pada triwulan I tahun ini.

Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin, di Jakarta, Jumat (1/3), mengatakan, defisit perdagangan tersebut terjadi karena tingginya impor minyak dan gas. Impor nonmigas Januari 2013 sebesar 11,51 miliar dollar AS

atau turun 3,11 persen dibandingkan Desember 2012. Adapun impor migas Januari 2013 sebesar 4,04 miliar dollar AS atau naik 9,04 persen dibandingkan Desember 2012. Defisit migas tercatat 1,425 miliar dollar AS.

Suryamin menjelaskan, defisit perdagangan terbesar terjadi pada perdagangan Indonesia dengan China (899,5 juta dollar AS), disusul Australia (166,5 juta dollar AS), dan Jepang (20,6 juta dollar AS). ”Untuk ASEAN secara keseluruhan kita masih surplus. Hanya dengan Thailand kita defisit 319,4 juta dollar AS. Untuk negara Uni Eropa, semuanya juga surplus, kecuali perdagangan ke Jerman yang masih defisit 239,1 juta dollar AS,” kata Suryamin.

Dalam kesempatan tersebut, Suryamin juga menjelaskan posisi India sebagai pasar menarik bagi tujuan ekspor Indonesia. ”Ekspor ke India ini kebanyakan berupa minyak sawit mentah (CPO). India memang potensial karena penduduknya lebih dari satu miliar jiwa. India menjadi pasar baru yang potensial setelah China, Jepang, dan Amerika Serikat,” ujarnya.

Pasar nontradisional

Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Gusmardi Bustami, untuk mendongkrak kinerja ekspor pihaknya terus menyasar pasar-pasar non tradisional. Amerika Latin dan Afrika menjadi kawasan yang ingin digarap serius. Saat ini ekspor produk Indonesia ke dua wilayah itu baru mencapai 30 miliar dollar AS.

”Perkembangan pasar Afrika sudah mulai terlihat bagus karena pertumbuhannya sangat pesat. Tahun 2007 angka ekspor Indonesia masih 2,6 miliar dollar AS ke Afrika, tetapi sekarang sudah menembus 4,8 miliar dollar AS,” katanya.

Selain menyasar pasar non tradisional, pemerintah berupaya untuk mengalihkan sistem ekspor, dari nilai di pelabuhan asal (free on board/FOB) menjadi nilai di pelabuhan tujuan (cost insurance freight/CIF). ”Potensi tambahan nilai ekspornya bisa 8-10 persen,” ujarnya.

BPS juga merilis data kunjungan wisatawan asing. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Januari 2013 mencapai 614.300 atau turun 5,88 persen dibandingkan jumlah kunjungan Januari 2012, yang sebesar 652.700. Begitu pula, jika dibandingkan dengan Desember 2012, jumlah kunjungan wisman Januari 2013 turun sebesar 19,9 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com