Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani (70) tidak segan menceritakan kemiskinan keluarga saat masih kecil. Cerita itu terutama dituturkan saat membahas program pendidikan. Sani kecil terbiasa mendorong gerobak untuk berjualan air dan mencari pinang di kampung di Pulau Kundur, Karimun.
Kakek lima cucu itu juga pernah nyaris putus sekolah. Beruntung ada orang yang mau membiayai sekolah. Sani diajak ke Pekanbaru untuk meneruskan pendidikan. Dengan bekal pendidikan, Sani menapak karier, mulai dari camat sampai gubernur.
”Keluarga kami tidak bisa lepas dari kemiskinan kalau dulu saya tidak sekolah,” ujar suami Aisyah Sani tersebut. Ayah tiga anak itu tidak melupakan pengalaman masa kecil dan tidak ingin pengalaman pahit dialami anak-anak di Kepulauan Riau masa kini. Karena itu, ia memanfaatkan posisi untuk ”membalas kemiskinan” di masa kecil.
”Tidak boleh ada anak tidak sekolah karena miskin. Kalau dibiarkan, keluarga akan tetap terjebak di kemiskinan struktural. Kemiskinan seperti itu tidak bisa diselesaikan dengan bantuan sembako saja. Anaknya harus sekolah sehingga terbuka kesempatan lebih luas,” tuturnya.