Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Daging Sapi Terus Naik

Kompas.com - 07/03/2013, 08:04 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com - Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga rata-rata daging sapi nasional selama Januari-Februari 2013 telah naik 1,57 persen. Kementerian Pertanian menilai kenaikan harga daging sapi yang terjadi sekarang belum tentu terjadi karena kekurangan pasokan. Untuk mengetahui penyebab sebenarnya, pemerintah masih akan mengkaji permasalahan ini dengan lebih dalam.

”Ada berbagai faktor penyebab kenaikan harga daging sapi. Bisa karena kekurangan pasokan, tapi bisa juga terjadi karena adanya permainan harga di tingkat pedagang dan pengepul,” ujar Menteri Pertanian Suswono saat ditemui di sela-sela acara kunjungan kerjanya ke Pasar Muntilan, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (6/3/2013).

Kesimpulan bahwa kenaikan harga daging sapi belum tentu disebabkan oleh kekurangan pasokan, dikuatkan oleh fakta di lapangan bahwa kekurangan pasokan sapi hanya terjadi di daerah Jabodetabek, dan tidak terjadi di daerah lain.

Oleh karena itu, kebijakan untuk melakukan impor daging sapi nantinya juga belum tentu bisa membuat harga daging sapi di pasaran, secara otomatis turun. Tahun 2013 ini, impor daging sapi dialokasikan sebanyak 80.000 ton, dan belum direalisasikan.

”Jika impor daging sapi ini nantinya berdampak dan memang sejumlah daerah diketahui mengalami kekurangan daging sapi, maka kami pun siap menambah volume impor daging sapi,” ujarnya.

Dengan menghitung biaya pakan dan biaya perawatan sapi, menurut dia, harga ideal daging sapi di Indonesia berkisar Rp 75.000-Rp 80.000 per kg. Oleh karena itu, harga daging sapi yang saat ini berkisar Rp 80.000-Rp 85.000 per kg, sangat menggembirakan peternak.

Kepala Bidang Ruminansia Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang Haryanto mengatakan, kenaikan harga daging sapi sebenarnya tidak berdampak bagi masyarakat konsumen karena daging sapi bukan merupakan kebutuhan pokok.

”Kalau ada yang mengeluh soal kenaikan harga daging sapi, itu hanyalah masyarakat pedagang yang memang ingin mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya,” ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, kenaikan harga daging sapi tersebut berada di posisi keenam setelah bawang putih (31,38 persen), cabai rawit (12,55 persen), bawang merah (11,36 persen), cabai merah (4,08 persen), dan telur ayam ras (2,17 persen).

”Untuk daging persentase kenaikan harganya memang tidak terlalu tinggi karena puncaknya sudah terjadi di bulan-bulan sebelumnya. Jadi harga daging sapi saat ini termasuk stabil tinggi,” kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi.

Menurut dia, kenaikan harga selama beberapa bulan terakhir telah memengaruhi inflasi. Penambahan pasokan menjadi kebutuhan penting untuk menstabilkan harga. (EGI/ENY/MAS)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com