Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keputusan Impor Bawang Putih Tunggu Menko Perekonomian

Kompas.com - 15/03/2013, 15:48 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian sampai saat ini belum memutuskan untuk impor bawang putih. Keputusan tersebut saat ini ada di tangan Menteri Perekonomian Hatta Rajasa yang seharusnya bisa diputuskan sore ini. Menteri Pertanian Suswono mengatakan keputusan impor bawang putih akan dilakukan sore ini bila Hatta Rajasa tiba di Jakarta setelah dari kunjungan kerjanya dari Irak.

"Soal rencana impor bawang putih itu, ini akan dihitung ulang. Di dalam negeri ini ada peningkatan produksi atau tidak. Artinya kalau tidak ada peningkatan produksi, ya minimal akan sama dengan tahun lalu," kata Suswono saat ditemui di kantornya di Cilandak Jakarta, Jumat (15/3/2013).

Suswono mengatakan saat ini data catatan produksi petani bawang putih maupun bawang merah belum ada. Sehingga pihaknya tidak memiliki pegangan soal produksi petani saat ini. Data produksi ini dianggap penting karena sebagai landasan memutuskan importasi produk khususnya bawang putih. Hal inilah yang menyulitkan pihak Kementerian Pertanian untuk melakukan importasi bawang putih tersebut. Sehingga di pelabuhan Tanjung Perak kini ada peti kemas berisi bawang putih yang belum diketahui perizinannya resmi atau ilegal.

Saat ini, sebagian besar kebutuhan bawang putih di dalam negeri masih dipenuhi dari impor. Sebab petani dalam negeri hanya mampu memenuhi kurang dari 10 persen pasokan bawang putih dari total kebutuhan nasional. Namun Suswono mengaku pemerintah tidak bisa secara langsung melakukan impor bawang putih secara besar-besaran. Hal ini dikarenakan pihaknya ingin melindungi petani lokal.

"Kalau kita impor secara besar-besaran, produksi dalam negeri bisa tertekan. Maunya kita kan mendorong petani bawang agar bisa bergairah. Sekarang pilihannya mana, petani harus dilindungi atau impor semua," katanya.

Memang Kementerian Pertanian sendiri tidak bisa memaksakan petani untuk menanam bawang putih atau bawang merah. Sebab, petani ini tentu melihat untung rugi dalam menanam komoditas tersebut. Berdasarkan penelitian Kementerian Pertanian, petani bawang ini banyak yang mengalihkan fungsi lahannya menjadi menanam padi karena lebih menguntungkan.

"Satu hektar untuk produksi bawang ini ongkos produksinya bisa Rp 60 juta. Ini padi kan lagi bagus harganya. Apalagi risikonya juga kecil. Sementara menanam bawang itu high risk high return. Jadi petani memang lebih menanam yang lebih menguntungkan," tambahnya.

Sekadar catatan, kebutuhan bawang putih secara nasional mencapai 400.000 ton setiap tahun. Dari kebutuhan tersebut, sekitar 320.000 ton dipenuhi dari impor. Di semester I-2013 ini, pemerintah akan menyepakati rencana impor bawang putih sebesar 84 persen dari rencana tersebut atau sekitar 134.600 ton bawang putih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com