Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Raihan Jewellery Pertanyakan Kelanjutan Kasus

Kompas.com - 19/03/2013, 15:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Korban investasi emas ilegal yang dilakukan oleh Raihan Jewellery mempertanyakan kelanjutan kasus hukum perusahaan tersebut. Pasalnya, sejak laporan pertama kali disampaikan ke polisi pada 25 Februari 2013, sampai saat ini, Polda Jatim belum mengambil tindakan hukum lanjutan terhadap para terlapor, termasuk direktur Raihan Muhammad Azhari.

Salah seorang korban yang melaporkan kasus ini, Diaz Roychan, berharap polisi segera menahan Azhari karena sudah memenuhi syarat secara hukum berdasarkan KUHP Pasal 379a. "Kalau nggak segera ditangkap, nanti malah kabur," harap Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Mojokerto, Jawa Timur, ini.

Diaz masuk sebagai investor di Raihan Jewellery pada bulan Desember 2012. Kala itu, ia memilih skema fisik dan membeli satu kilogram emas seharga Rp 705 juta, atau Rp 705.000 per gram. Sementara kontrak yang diikutinya selama 6 bulan dengan iming-iming cashback 2,5 persen per bulan dari total investasinya itu.

Naas bagi Diaz dan investor Raihan yang lain, per 3 Januari, cashback dihentikan dan janji untuk membeli kembali emas yang ada di tangan nasabah diingkari. Pada tanggal 5 Maret 2013, ia pun melaporkan pengelola Raihan Jewellery atas dugaan penipuan.

Sudah gelar perkara

Secara bertahap, sejak tanggal 25 Februari 2013, sudah ada sembilan nasabah Raihan Jewellery yang melaporkan kasus dugaan penipuan ini ke Polda Jatim. Laporan ini lantas ditindaklanjuti polisi dengan memeriksa tiga terlapor pada hari Kamis, 7 Maret 2013. Ketiganya adalah Muhammad Azhari, direktur Raihan Jewellery, dan dua pimpinan cabang Raihan di Surabaya, Theresia Rosiana dan Maxsie Sarjuanda.

Lantas, pada tanggal 8 Maret 2013, polisi melakukan gelar perkara kasus ini. Namun, sejak itu, belum ada kabar lagi soal kelanjutan kasus ini. Kontan sudah menghubungi Kompol JK Simamora, Kanit V Perusahaan dan Organisasi Harda Ditreskrimum Polda Jatim beberapa kali. Namun, belum ada konfirmasi apa pun sampai saat ini.

Dalam wawancara dengan Kontan beberapa waktu lalu, pengacara Azhari, Fadillah Hutri Lubis, menyebut akan ada pemeriksaan lanjutan. Namun, ia tidak tahu kapan hal itu akan dilakukan. "Sebagai warga negara yang baik, panggilan hukum dari Polda Jatim akan kami penuhi," ujar Fadillah. (Tedy Gumilar/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

    Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

    Whats New
    Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

    Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

    Whats New
    LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

    LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

    Whats New
    ?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

    ?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

    Whats New
    Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

    Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

    Whats New
    Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

    Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

    Whats New
    Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

    Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

    Whats New
    Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

    Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

    Whats New
    Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

    Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

    Whats New
    Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

    Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

    Whats New
    Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

    Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

    Whats New
    Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

    Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

    Work Smart
    Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

    Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

    Whats New
    Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

    Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

    Whats New
    Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

    Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com