Jakarta, Kompas -
Obligasi ini akan dicatatkan di Singapore Stock Exchange pada Selasa (2/4) besok. Dalam rangka penerbitan surat utang ini, Citigroup Global Markets Limited dan Standard Chartered Bank bertindak sebagai joint bookrunners dan PT Bahana Securities sebagai co-manager.
Direktur Keuangan BRI Achmad Baiquni menjelaskan, pencatatan obligasi BRI di Bursa Singapura kali ini berdasarkan pertimbangan basis investor.
”Investornya dari kawasan Asia dan Eropa,” kata Baiquni kepada Kompas di Jakarta, Minggu (31/3).
Obligasi yang jatuh tempo pada 28 Maret 2018 ini ditawarkan kepada investor institusional dan investor private banking. Sekitar 75 persennya berasal dari Asia dan 25 persen dari Eropa.
Setidaknya, 165 investor memesan surat utang ini dengan total nilai 2,65 miliar dollar AS pada masa penawaran. Dengan demikian, terjadi kelebihan permintaan hingga 5,3 kali.
Rencananya, BRI akan menggunakan dana bersih itu untuk pendanaan umum dan memperkuat struktur pendanaan BRI. Oleh karena itu, bisa saja dialokasikan untuk kredit valuta asing (valas) maupun pembiayaan kembali (refinancing) dari kredit yang ada.
”Sumber dana dari obligasi valas ini menambah sumber dana BRI lainnya, seperti dana pihak ketiga. Dengan dana dari berbagai sumber, BRI akan lebih leluasa berekspansi bisnis,” kata Baiquni.
Saat ini, sekitar 10 persen dari total kredit BRI dalam bentuk valas. Porsi kredit valas akan dijaga pada kisaran yang sama tahun ini.
Namun, dengan jangka waktu obligasi 5 tahun, BRI memiliki kesempatan lebih besar untuk menyalurkan kredit yang jangka waktunya lebih panjang. Berbeda dengan dana pihak ketiga valas yang berjangka waktu lebih pendek.
Kredit valas BRI untuk kredit modal kerja dan kredit investasi, yang lamanya berkisar 5-7 tahun. ”Dana valas kami dengan obligasi ini jadi lebih aman,” ujar Baiquni.
Sebelumnya, Kreshna D Armand, Manajer Analis ICRA Indonesia, memaparkan, pertumbuhan kredit valas perbankan tahun 2012 lebih rendah dibandingkan rupiah. Kredit rupiah tumbuh 24 persen dalam setahun, sedangkan kredit valas tumbuh 18,2 persen.