Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buah Lokal Masih Terhambat

Kompas.com - 01/04/2013, 07:29 WIB

KEBUMEN, KOMPAS.com - Pengembangan budidaya buah Nusantara hingga kini masih terhambat teknologi untuk menghasilkan buah berkualitas dengan harga terjangkau. Selain itu, permintaan pasar, terutama pasar-pasar modern, masih berorientasi pada buah impor.

Ketua Kelompok Tani Pepaya Melati Munggu, Desa Munggu, Kecamatan Petanahan, Kebumen, Ruslan, Minggu (31/3/2013), mengakui selama ini kualitas pepaya calina yang dihasilkan para petani di kawasan pesisir selatan Kebumen belum seluruhnya memenuhi standar pasar-pasar modern.

”Tampilan luarnya belum bisa secantik buah impor. Kalaupun ada yang tampilannya bagus, ukurannya belum seragam,” ujarnya.

Padahal, menurut Ruslan, kebanyakan distributor buah menginginkan buah dengan tampilan luar yang bagus dan menarik. Dia mencontohkan, kebanyakan pepaya dari Kebumen warnanya belum bisa kuning kemerahan seperti pepaya dari Filipina atau Thailand. Walaupun rasanya sudah manis, tampilan kulitnya tidak terlalu mulus.

Selain itu, ukuran pepaya dari Kebumen juga masih terlalu besar dibandingkan standar ekspor. Saat ini, sebagian besar petani menghasilkan pepaya seberat satu kilogram per buah. Padahal standar perdagangan internasional, berat yang dibutuhkan maksimal hanya 0,8 kilogram.

Sodikin (40), petani semangka di Desa Pandan Lor, Kecamatan Klirong, Kebumen, mengatakan, sejumlah kendala lain pengembangan buah lokal yakni keterbatasan infrastruktur pemasaran dan sistem logistik, seperti pergudangan, sortir, dan pengepakan.

”Yang pasti, harus dicari bagaimana buah impor bisa tahan lama dan memiliki warna menarik. Buah pun sering rusak dan susut karena lama di perjalanan. Karenanya, perlu pengembangan dari hulu hingga ke hilir, termasuk bagaimana meningkatkan kualitas bibit dan pupuk,” ungkapnya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan (Disnakan) Kebumen Machasin, berharap pemerintah pusat bekerja sama dengan kalangan akademisi, meneliti teknologi budidaya yang dapat menaikkan produktivitas maupun menjamin panen buah sepanjang tahun. Pasalnya, sejauh ini, pengembangan buah dalam negeri masih bergantung pada musim.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur berusaha memproteksi peredaran produk hortikultura impor melalui peraturan gubernur. Cara ini untuk menghindarkan petani dari kemungkinan kerugian yang lebih besar.

Di Jakarta, buah impor terutama apel dan anggur semakin langka dan harganya meroket sejak lebih dari satu bulan lalu. Para pedagang buah lokal pun bergembira karena harga buah lokal kembali diminati dan harganya meningkat.

Pantauan di Pasar Induk Kramat Jati, beberapa agen buah impor hanya menyediakan buah pir dari China. ”Sudah sebulan ini tidak ada pasokan apel dan anggur, hanya buah pir saja,” kata Agung (45), salah satu agen buah impor. (ETA/ILO/DEN/GRE)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com