Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Semua "Orang Susah" Setuju Subsidi BBM Diganti BLT

Kompas.com - 12/04/2013, 03:02 WIB
Alfiyyatur Rohmah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagian masyarakat tidak menyetujui rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan diganti dengan bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat kurang mampu. Salah satu alasannya, BLT tidak bisa dinikmati oleh warga miskin yang tidak terdaftar dalam daftar keluarga kurang mampu.

"Kalau saya enggak setuju. Udah susah cari uang, masa mau dinaikin lagi," kata Suwardi (55) , warga Kemanggisan Pulo RT 9 RW 17 di Palmerah, Kamis (11/4/2013). Dia sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek berpenghasilan sekitar Rp 30 ribu per hari.

Dari pendapatan itu, kata Suwardi, masih harus dipotong biaya untuk membeli bensin saat menarik penumpang. Biasanya, dalam dua hari, dia menghabiskan Rp 15.000 untuk membeli bensin.

Suwardi pun mengatakan, keluarganya tak masuk dalam daftar penerima BLT. Itu menjadi salah satu alasannya menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM dan memberikan BLT Rp 300 ribu per bulan sebagai kompensasi.

Ketidaksetujuan juga dilontarkan Ratmi, warga Manggarai, Jakarta Selatan. Dia yang berjualan sayuran mengaku tak setuju kenaikan harga BBM karena semua harga sembako juga bakal ikut naik. Dengan begitu, uang BLT yang diberikan pemerintah tidak akan banyak membantu. "Kalau BBM naik kan semuanya naik. Uang Rp 300.000 bisa dapat apa nanti," katanya.

Ada sih yang setuju

Berbeda dengan Suwandi dan Ratmi, Jaelani (22), pedagang gorengan di Palmerah, Jakarta Barat, mengatakan, dia tidak keberatan dengan rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Dia berharap kalau harga BBM naik, orang akan lebih bijak menggunakan BBM. 

"Saya setuju dinaikkan (harga BBM-red). Soalnya sekarang yang pake motor kebanyakan cuma buat main-main dan pacaran. Bikin macet jalanan saja," kata Jaelani. Menurut dia, kenaikan harga BBM, bantuan sebagai kompensasi subsidi yang hilang akan lebih tepat sasaran.

Jaelani selama ini menunggang motor untuk berbelanja bahan dagangan. Namun, itu tetap tak membuatnya keberatan dengan rencana kenaikan harga BBM. "Saya biasanya beli bensin 2 liter buat satu minggu. Jadi enggak masalah kalau dinaikkan harganya," katanya.

Saat ini, wacana kenaikan harga BBM menjadi salah satu opsi yang akan dipilih pemerintah terkait terus membengkaknya angka subsidi BBM yang menyumbang defisit APBN. Melengkapi wacana kenaikan harga, disiapkan pula rencana paket kompensasi serupa BLT, tetapi menggunakan nama bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) senilai Rp 25,56 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Work Smart
    Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

    Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

    Whats New
    Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

    Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

    Whats New
    IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Earn Smart
    Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

    Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

    Whats New
    Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Work Smart
    Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

    Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

    Whats New
    Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

    Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

    Whats New
    BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

    BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

    Whats New
    [POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

    [POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

    Whats New
    Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

    Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

    Whats New
    Panduan Bayar Tagihan IndiHome di Indomaret dan Alfamart

    Panduan Bayar Tagihan IndiHome di Indomaret dan Alfamart

    Spend Smart
    Simak Cara Melihat Nomor ShopeePay yang Terdaftar

    Simak Cara Melihat Nomor ShopeePay yang Terdaftar

    Whats New
    Cara Mudah Bayar Tagihan Listrik PLN melalui Aplikasi BRImo

    Cara Mudah Bayar Tagihan Listrik PLN melalui Aplikasi BRImo

    Spend Smart
    Laba Ditahan: Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Cara Menghitungnya

    Laba Ditahan: Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Cara Menghitungnya

    Earn Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com