Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Makira Larikan Dana Nasabah Rp 500 Miliar

Kompas.com - 19/04/2013, 10:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bos PT Makira Nature, Eko Nugroho, melarikan sekitar Rp 500 miliar dana nasabah. Adalah Tigor Nainggolan, salah satu anggota komite nasabah Makira, yang mengungkapkan hal tersebut setelah manajemen dan pemilik Makira tidak menampakkan batang hidungnya hingga kemarin.

Tigor menjelaskan, jumlah dana tersebut berasal dari hasil inventarisasi dana sekitar 1.500 nasabah Makira yang hadir dalam pertemuan Rabu (17/4/2013). Besaran dana tersebut kemungkinan besar akan bertambah, mengingat banyak nasabah yang belum melapor ke komite. "Itu hasil inventarisasi awal," kata Tigor kepada Kontan, Kamis (18/4/2013).

Nasabah Makira melaporkan Eko ke Mabes Polri dan Mapolda Metro Jaya dengan tuduhan penipuan pada Kamis kemarin. Para nasabah menempuh langkah ini setelah gagal bertemu dengan Eko.

Pengacara Makira, Tommy Sihotang, belum bisa memberi kepastian soal kesediaan Makira untuk membayar hak nasabah. Dia mengaku tidak tahu di mana keberadaan Eko sampai saat ini. "Sudah saya hubungi sejak kemarin tidak ada jawaban," kata Tommy.

Asal tahu saja, Makira gagal memenuhi kewajiban kepada nasabah sejak Maret lalu. Seorang nasabah yang mengaku bernama Tonny, semisal, menginvestasikan dana Rp 300 juta di Makira sejak Januari lalu. Dia bilang, Makira tidak membayar dividen bulanan sejak pertengahan Maret, seperti tercantum dalam kontrak. Agung, nasabah lain, juga harus merelakan uang lebih dari Rp 100 juta miliknya amblas tanpa pernah menerima hasil investasi.

Manajemen yang selalu dimintai penjelasan terkait keberadaan dana tidak pernah mau menemui nasabah. Puncaknya, Rabu lalu. Manajemen Makira yang mengundang nasabah agar berkumpul di Balai Sudirman, Jakarta, malah tidak hadir sama sekali.

Tommy berdalih, ketidakhadiran manajemen disebabkan oleh gugatan pailit yang dilayangkan beberapa nasabah Makira ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. "Eko mau datang, dia mau jelaskan skema pembayaran itu, tapi serba salah karena kalau kemudian pengadilan mengabulkan gugatan secara hukum tidak punya wewenang, itu ada di kurator," kata Tommy.

Tigor menilai pernyataan itu hanya akal-akalan Makira untuk lari dari tanggung jawab. Pasalnya, tidak ada kejelasan identitas nasabah yang menggugat pailit ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Sinyal permainan lain, kata Tigor, bisa dilihat dari kegiatan usaha Makira. Menurutnya, kegiatan operasional Makira masih berjalan normal. Namun, Makira harus kucing-kucingan dengan nasabah. "Ini kata marketing Makira. Kalau kami datang, kantor langsung ditutup dan karyawan diliburkan, ketika kami pergi dibuka lagi," kata Tigor. (Agus Triyono/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com