Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Investor Kakap Ini Masih Percaya Tuah Emas

Kompas.com - 22/04/2013, 14:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketika harga emas terpuruk, reaksi orang begitu beragam. Ada yang meringis sesak karena telanjur membeli banyak emas di harga mahal. Ada yang bertahan menyimpan emas sembari berharap harga naik lagi. Ada pula yang bersorak gembira menilai hal tersebut sebagai momentum tepat memborong emas.

Triliuner John Paulson termasuk orang yang masih percaya pada tuah emas. Investor kakap yang ketiban berkah besar ketika tsunami finansial tahun 2008 ini mengawali tahun 2013 dengan nilai investasi emas sekitar 9,5 miliar dollar AS.

Paulson melihat emas masih merupakan instrumen lindung nilai terbaik melawan ancaman inflasi. George Soros, investor kakap yang jauh lebih kawakan, sehati. Soros menilai, harga emas akan meroket lagi terdorong kuatnya permintaan di pasar. “Bank-bank sentral bakal terus membelinya,” ujarnya, seperti dikutip South China Morning.

World Gold Council dalam laporan terbarunya merilis aksi enam bank sentral yang aktif menambah cadangan emasnya. Mereka adalah Rusia, Turki, Korea Selatan, Brasil, Kazakhstan, dan Irak. Turki, misalnya, dalam dua bulan tahun 2013 menambah 16 ton cadangan emasnya setelah memborong 164,5 ton emas sepanjang tahun 2012.

Investor ritel juga gempita menyambut kejatuhan emas. Masyarakat India yang merayakan Akshaya Tritiya, yakni hari tradisional membeli logam mulia pada 13 Mei nanti, diuntungkan dengan terpuruknya emas. Harga emas ukuran 10 gram di India kini dihargai 440 dollar AS atau sekitar Rp 4,26 juta. Harga itu lebih murah dibanding harga emas batangan 10 gram di Aneka Tambang yang senilai Rp 5,07 juta.

Tokuriki Honten, toko emas terbesar kedua di Jepang, juga mencatat kenaikan pembelian emas oleh investor ritel. Di Jepang, emas dihargai 46 dollar AS per gram atau Rp 446.200.

Nah, bagaimana investor ritel di Indonesia? Tri Hartono, Kepala Unit Bisnis Logam Mulia Aneka Tambang, bilang, belum ada lonjakan pembelian yang berarti. “Penjualan kami masih stabil sekitar 30 kilogram per hari,” katanya.

Namun, kebanyakan pembeli memang memanfaatkan kejatuhan harga emas. Anda tertarik ikut memborong emas? (Ruisa Khoiriyah/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com