Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Berani Naikkan Harga BBM, Pemerintah "Palak" Pengusaha

Kompas.com - 06/05/2013, 18:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah dinilai banyak mengeluarkan kebijakan yang "aneh" untuk mengurangi beban anggaran akibat tidak dinaikannya harga BBM bersubsidi.

Pengamat ekonomi, Faisal Basri, menilai selama belum ada keputusan menaikkan harga BBM bersubsidi, muncul banyak kebijakan baru yang tidak masuk akal. Kebijakan aneh yang dimaksud Faisal Basri adalah kebijakan bea keluar minuman bersoda dan handphone.

"Tahun 2011 BBM sudah siap dinaikkan harganya, tapi nggak jadi. Akhirnya sekarang dikais-kais, apa yang bisa 'dipalak', akhirnya muncul kebijakan cukai handphone dan cukai soda," ujar Faisal Basri, Senin (6/5/2013).

Faisal menilai kalau kebijakan-kebijakan pemerintah itu lebih dimaksudkan untuk menutupi defisit akibat membengkaknya subsidi BBM bersubsidi. Selain itu, selama harga BBM belum dinaikkan, ruang untuk mengembangkan fiskal sangat berkurang.

"Ruang fiskal sempit, muncul kebijakan yang aneh, maka dikais-kais cukai soda, cukai handphone, membuat pemerintah jadi mata gelap," ungkap Faisal.

Faisal menjelaskan, situasi seperti ini pernah terjadi pada saat Ketua Badan Fiskal masih dijabat oleh Anggito Abimayu. Pada saat itu Indonesia mengalami shortfall pada 2008 akibat krisis Amerika.

"Tahun 2008 bea keluar untuk sawit dan batu bara. Kalau pajak ekspor harus diubah dulu, ribet karena harus revisi UU. Pemerintah kan mau yang instan, yang gampang dibuat bea seperti bea cukai," ungkap Faisal. (Adiatmaputra Fajar Pratama/ Tribunnews)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Bela Warung Madura, Menteri Teten: Jangan Sampai Tersisih oleh Ritel Modern

Bela Warung Madura, Menteri Teten: Jangan Sampai Tersisih oleh Ritel Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com