Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Terpaksa Obral Daging Sapi

Kompas.com - 12/05/2013, 10:09 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga daging sapi di pasar kini semakin melonjak. Karena pembeli enggan memborong, pedagang pun terpaksa menjual rugi daripada stok daging menumpuk di gudang.

Ruyati, salah satu pedagang daging sapi di Pasar Klender, Jakarta Timur mengatakan, menjelang liburan sekolah dan menjelang puasa Ramadhan ini harga daging sapi cenderung naik.

"Harga daging sapi saat ini sekitar Rp 90.000-95.000 per kilogram. Tetapi daripada tidak ada yang membeli dan stok di gudang menumpuk, makanya kita jual rugi Rp 84.000 per kilgram," kata Ruyati saat ditemui media di Pasar Klender, Jakarta Timur, Minggu (12/5/2013).

Ruyati menambahkan, pembeli daging sapi saat ini memang sepi. Konsumen mengaku lebih memilih daging ayam dengan harga yang lebih murah sebagai pengganti daging sapi. Bahkan beberapa pedagang bakso sempat memakai daging babi untuk mengantisipasi harga daging sapi yang mahal.

"Kami beli dari rumah potong hewan (RPH) sekitar Rp 84.000. Kami jual daging sapi tersebut dengan harga itu, kami jual agar balik modal saja. Tapi kadang kami jual lebih rendah karena tidak ada yang sanggup beli. Jadi kami bisa tekor Rp 1 juta karena jual rugi itu," tambahnya.

Sementara untuk daging sapi impor, harganya sekitar Rp 85.000-87.000 per kg. Sampai di tangan pedagang, harganya jadi Rp 90.000 per kg.

"Jadi sama saja, lebih baik kami ambil daging sapi lokal," tambahnya.

Bila harga tidak lekas turun, Ruyati bakal libur jualan daging sapi untuk sementara. Sebab, dirinya merasa menjual daging sapi tidak untung. Hal ini disebabkan harga jual daging sapi yang tidak terjangkau oleh konsumen.

Biasanya, kata Ruyati, harga daging sapi lokal akan cenderung turun saat pemerintah mulai mendatangkan daging sapi impor. Tahun lalu harga daging sapi pernah mencapai Rp 60.000-65.000 per kg saat kran impor daging sapi dilakukan.

"Tapi kalau sampai lebaran tidak ada daging impor, maka harga daging sapi saat itu bisa Rp 120.000 per kg. Kami lebih baik tidak jualan dulu karena tidak ada yang sanggup beli," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com