Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taufiq Kiemas: BLSM Nyogok Rakyat

Kompas.com - 22/05/2013, 20:27 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Taufiq Kiemas menilai bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) bisa dikategorikan menyuap masyarakat jika pengucurannya dilakukan dalam jangka waktu yang lama.

Dia mengusulkan pemberian BLSM dikucurkan untuk jangka waktu yang singkat. "Jangan sampai kelamaan bantuannya. BLSM boleh, tapi dua bulan saja. Kalau kelamaan, nyogok rakyat. Jelek juga," kata Taufiq di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (22/5/2013).

Sebelumnya, Taufiq berpendapat kompensasi uang tunai hanya akan menguntungkan parpol pendukung pemerintah pada Pemilu 2014. Ia berkaca pada pemberian bantuan langsung tunai (BLT) ketika kenaikan harga BBM di periode pertama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah memang tidak akan melaksanakan BLSM dalam jangka panjang. Pandangannya, jangka panjang itu sampai satu tahun.

"Keburu pemilu. Tapi kalau lima bulan itu sedang. Ibarat obat, dosisnya pas. Kalau dosisnya enggak pas, masih kena dia (dampak). Sakitnya masih ada," kata Hatta.

Hatta menambahkan, kelompok miskin pasti terkena dampak dari kenaikan harga BBM. Pasalnya, 40 persen pendapatan mereka dipakai untuk pangan. Padahal, harga pangan akan naik ketika harga BBM naik.

"Saya apresiasi pandangan Pak Taufiq Kiemas. Beliau menyadari bahwa itu (BLSM) perlu. Tinggal bicara soal waktu. Kalau bicara berapa lama (BLSM), lebih enak kita secara terbuka," pungkas Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, kompensasi diberikan jika harga BBM bersubsidi dinaikan. Seluruh anggota Sekretariat Gabungan koalisi pemerintahan disebut mendukung kenaikan harga BBM, termasuk skema BLSM.

Rencananya, BLSM akan diberikan kepada 15,5 juta keluarga sasaran melalui kantor pos. Setiap bulan, mereka akan diberikan uang tunai Rp 150.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

    BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

    Whats New
    Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

    Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

    Whats New
    Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

    Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

    Whats New
    ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

    ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

    Whats New
    KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

    KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

    Whats New
    Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

    Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

    Whats New
    Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

    Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

    Whats New
    BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

    BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

    Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

    Whats New
    Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

    Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

    Whats New
    Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

    Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

    Whats New
    Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

    Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

    Whats New
    Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

    Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

    Whats New
    Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

    Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com