Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Perekonomian Indonesia Stabil

Kompas.com - 18/10/2013, 13:47 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perekonomian Chatib Basri mengklaim,  perekonomian Indonesia hingga saat ini masih stabil. Meski kondisi ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh pelemahan ekonomi global dan regional.

"Dari indikator yang ada, sudah ada perbankan dan indikasi dari semuanya, dari dua minggu yang lalu atau sejak Agustus 2013, dari respons semua kebijakan yang dirilis, sudah ada hasil yang positif," kata Chatib selepas rapat Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 18/10/2013).

Ia menilai, mulai ada tanda-tanda stabilisasi sektor keuangan sebagai respons dari kebijakan pemerintah. Baik dari sisi inflasi, nilai tukar, kondisi pasar modal, dan indikator makro lainnya.

Namun, Chatib juga melihat bahwa kondisi perekonomian domestik ini masih dipengaruhi oleh kondisi global dan regional yang tidak menentu sehingga pemerintah juga perlu mewaspadai risiko terhadap gejolak yang ada.

"Yang perlu kita waspadai adalah pengendalian neraca transaksi berjalan (current account), ini masih jadi konsen kita," tambahnya.

Hal senada disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo di tempat yang sama. Pihaknya, sebutnya, juga tetap mengantisipasi terhadap apa yang terjadi di global dan regional. "Di Oktober ini, kondisi perekonomian dan pasar uang dalam kondisi stabil," kata Agus.

Mantan menteri keuangan ini menganggap, kondisi eksternal saat ini telah mengalami perubahan. Di negara maju, ekonomi mereka sudah mulai ada perbaikan. Namun, di negara berkembang perekonomiannya cenderung mengalami penurunan. Imbasnya, ada dampak aliran dana asing yang masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini tentu saja akan berimbas ke nilai tukar rupiah dan indikator perekonomian lainnya.

Kondisi di dalam negeri, Agus juga mencermati terutama soal indikator neraca transaksi berjalan. Sampai saat ini, pemerintah akan fokus mengurangi defisit transaksi neraca berjalan tersebut agar tidak membebani keuangan negara.

"Kami harapkan defisit transaksi berjalan ini di tahun depan bisa kurang dari 3 persen dan di tahun 2015 bisa di bawah 2 persen," jelasnya.

Begitu juga dengan kondisi inflasi dengan terjadinya deflasi pada September 2013. Namun, secara tahunan diperkirakan masih di level 9-9,8 persen. "Kurs masih stabil namun depresiasi secara tahunan di sekitar 15-16 persen (ytd)," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com