Tokoh masyarakat Desa Haitimuk yang juga Wakil Ketua DPRD Kabupaten Belu, Adrianus Bria Seran kepada Kompas.com Jumat (17/1/2014) mengatakan buaya-buaya tersebut berkeliaran di bawah jembatan, bahkan ada yang naik sampai dataran dan dekat pemukiman warga.
“Buaya tersebut berjumlah sekitar delapan ekor dan setiap hari mereka naik berjemur di pasir sehingga masyarakat sangat resah karena berada dekat perkampungan. Apalagi masyarakat setiap harinya mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari di kali Benanain tempat buaya berada,” jelas Adrianus.
Menurut Adrianus, buaya yang muncul itu sejak Bulan Desember 2013 lalu dan sampai saat ini terus berkeliaran.
"Tiap hari buaya yang terlihat menjadi tontonan masyarakat. Masyarakat juga belum mengetahui dari mana datangnya buaya itu, karena tiba-tiba saja muncul,”terangnya.
Adrianus mengatakan, untuk mengantisipasi serangan buaya yang terkenal ganas itu, pihaknya telah menggelar ritual adat untuk mengembalikan ke habitat asalnya.
”Menurut para tokoh adat di sini, katanya ada kesalahan yang dilakukan oleh masyarakat sehingga buaya itu muncul sehingga kini sementara kita lakukan ritual adat untuk mengembalikan mereka ke muara,”pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.