Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Warisan Budaya Nasional Berasal dari Banyuwangi

Kompas.com - 31/10/2014, 15:48 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Dari ratusan budaya lokal yang ada di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, hanya ada tiga yang masuk dalam warisan budaya nasional. Hal tersebut diungkapkan oleh Sri Hartini, Direktur Pembinaan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan saat di temui Kompas.com, Kamis (30/10/2014).

"Baru tiga yang masuk dalam warisan budaya nasional. Pada tahun 2013 yang masuk adalah tari Gandrung dan pada tahun 2014 yaitu upacara adat Tumpeng Sewu dan Seblang. Padahal Banyuwangi salah satu gudangnya adat, seni, ritual dan semacamnya," ucapnya ketika membuka dialog pemberdayaan komunitas adat di Kabupaten Banyuwangi.

Sri menjelaskan secara keseluruhan pada tahun 2013 ada 77 warisan budaya nasional yang tedaftar dan tahun 2104 bertambah menjadi 96 dari total 4.156 warisan budaya tak benda yang terdaftar di Dirjen Kebudayaan.

"Angka 4.156 warisan budaya tak benda yang sudah masuk ke Dirjen Kebudayaan ini bermacam-macam, mulai dari kekayaan seni dan budaya lokal. Tentunya itu termasuk sedikit mengingat luasnya wilayah negara Indonesia yang memiliki puluhan ribu suku bangsa yang memiliki adat istiadat dan struktur sosial yang beragam," jelas perempuan berkacamata tersebut.

Menurut Sri, dari pihak kabupaten dan kota harus mendata seni, budaya dan komunitas adat yang ada di wilayah lokal lalu dilaporkan ke Dirjen Kebudayaan. "Setelah didata, ditulis lalu dilaporkan ke pusat. Memang harus ada inisiatif dari daerah," ujarnya.

KOMPAS/ADI SUCIPTO Upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melestarikan gandrung dimulai dengan memperkenalkan tari tersebut kepada khalayak. Sebanyak 1.053 pasang penari gandrung dilibatkan dalam Paju Gandrung Sewu di Pantai Boom Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (23/11/2013).
Untuk itu salah satu caranya, lanjut Sri, adalah dengan melakukan dialog antara budayawan, seniman, akademisi, tokoh adat serta pihak terkait sehingga memunculkan rekomendasi untuk membuat kebijakan mengenai kepercayaan komunitas adat.

"Dengan munculnya rekomendasi tersebut bisa sebagai bahan untuk menyusun rancangan dalam rangka mengelola kebudayaan sebagai suatu identitas dari masing-masing komunitas. Seperti di Banyuwangi ini contohnya yang saat ini menjadi sorotan terkait peningkatan di bidang pariwisata," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

BrandzView
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Whats New
Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com