Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPK Ungkap Penyebab Utama Kerugian BUMN Selama Ini

Kompas.com - 23/01/2015, 17:30 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tak sedikit yang masih mengalami kerugian. Padahal, peran BUMN untuk pembangunan nasional sangat dibutuhkan negara.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan penyebab utama BUMN mengalami merugian. Menurut BPK, Penyebab utama kerugian BUMN disebabkan karena banyaknya investasi yang sia-sia.

"Jadi, 54 persen kerugian itu karena misinvestasi. Investasinya mubazir." ujar Anggota BPK Bidang BUMN Achsanul Qosasi dalam diskusi publik optimalisasi Deviden BUMN, Jakarta, Junat (23/1/2015).

Dia mengaku heran mengapa banyak investasi BUMN yang mubazir. Achsanul pun mengatakan tak tahu apakah hal tersebut akibat adanya intervensi politik atau bukan.

Selain karena banyaknya investasi yang mubazir, kerugian BUMN juga disebabkan belum dibayarkannya PSO oleh pemerintah. Padahal kata dia, sebagian besar BUMN menerapkan kebijakan PSO.

"Faktor berikutnya karena 24 persen BUMN PSO, dan itu yang dilakukan BUMN belum dibayar oleh pemerintah," kata Achsanul.

Oleh karena itu, dia mengusulkan agar pemerintah tak menungggak pembayaran PSO BUMN. Pasalnya, tak dibayarkannya PSO jelas akan membebani keuangan BUMN.

Saat ini, jumlah BUMN Indonesia berjumlah 142 dan memiliki total jumlah aset Rp 4.200 triliun. Sementara sumbangsih BUMN terkait pajak kepada negara sebesar Rp 100 triliun, laba Rp 122 triliun, deviden Rp 38 triliun, KUR Rp 33 triliun, dan PKBM Rp 11 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com