Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Sidat asal Banyuwangi Diekspor ke Arab Saudi dan Korea Selatan

Kompas.com - 09/03/2015, 14:53 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis


BANYUWANGI, KOMPAS.com - Ikan sidat atau Unagi asal Banyuwangi termasuk salah satu yang terbaik di dunia, sehingga cukup diminati oleh pasar ekspor.

Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan Suseno Sukoyono  mengatakan kualitas air di Banyuwangi cocok dengan budidaya ikan sidat atau dikenal dengan ikan kepala ular.

"Setiap tahun ada perusahaan di Banyuwangi yang mampu mengekspor 120 ton sidat dengan harga 30 dollar AS per kilogram. Di Banyuwangi per 25 miligram sampel air hanya mengandung 10 ribu koloni bakteri, berbeda dengan di Jakarta yang bisa mencapau 550 ribu koloni bakteri," jelasnya pekan lalu.

Ia juga mencatat, setiap tahun pengiriman ikan yang mempunyai nama latin Anguilla sp tersebut meningkat drastis. Jika sebelumnya hanya 106 ton per tahun pada 2014 menjadi 147 ton.

Sementara itu Trie Djoko Narbuko, Plant Manager PT Iroha salah satu perusahaan yang membudidayakan Sidat mengaku tahun 2015 menargetkan mengekspor 250 ton ikan sidat. "Tiap tahun akan kami ditingkatkan. Target di tahun 2017 adalah 500 ton dan pada tahun 2020 adalah 1000 ton," jelasnya.

Selain ke Jepang, ikan sidat yang dikirim dalam bentuk filet tersebut juga diekspor ke Korea dan Arab. Saat ini, perusahaan yang berlokasi di wilayah Banyuwangi utara tersebut mempunyai lahan seluas 47 hektar di wilayah Banyuwangi dan Situbondo. Menurutnya hal yang penting yang bisa mempengaruhi hasil panen adalah bencana alam.

"Kalau air bisa dikontrol dan disesuaikan saat musim hujan atau musim kemarau," jelasnya.

Sementara itu, ketua Asosiasi Sidat Jawa Timur Abdul Kadir mengatakan bisnis makanan kegemaran warga Jepang sangat prospektif. Permintaan sidat dari luar negeri sangat banyak. "Bukan hanya Jepang, namun permintaan sudah merambah ke Korea bahkan Arab," kata Kadir.

Kadir bersama kelompok ternak sidat bisa memanen sidat 20-80 ton/bulan, dengan harga jual mencapai Rp 220 ribu per kilogram. Dikatakan Kadir, tingginya permintaan belut berkuping dua dari luar negeri karena kualitas sidat di sini sangat bagus.

Selain karena pengaruh kualitas airnya, juga jenis sidat yang berkembang di sepanjang Pulau Jawa merupakan sidat unggulan. Seperti sidat bicolor dan marmorata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com