Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ngebon", "Personal Branding" ala Subiakto Priosoedarsono

Kompas.com - 15/04/2015, 07:07 WIB

KOMPAS.com – Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dinilai sebagai sektor yang paling rawan terkena imbas kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan segera berlaku. Namun, bagi pakar branding Subiakto Priosoedarsono, para pelaku Usaha Kecil Mengah (UKM) Indonesia mesti mampu mengemas secara baik produknya dengan menciptakan personal branding sebelum MEA berlaku.

Apa itu personal branding? Menurut Subiakto, personal branding adalah praktik seseorang yang memasarkan dirinya dan keahliannya sebagai suatu brand atau merek. Sayangnya, banyak para pelaku di sektor UMKM masih kesulitan menciptakan personal brand-nya.

Di tengah kegamangan sektor UMKM menyambut MEA, Subiakto mengatakan perlunya para pelaku UKM untuk memanfaatkan local wisdom atau kearifan lokal. Nah menariknya, pria yang sudah berkecimpung di dunia brand selama 45 tahun itu menyarankan agar pelaku usaha menggunakan stategi ngebon alias konsumen dipersilahkan ngutang  terlebih dahulu.

“Contoh yang paling kuat untuk menghadapi yang masuk nanti adalah sistem ngebon. itu kearifan lokal yang pengusaha dari Thailand, dari Malaysia, pengusaha dari Singapura tidak kenal sistem ngebon, cuma ada di Indonesia,” kata Subiakto saat berbicara di depan ribuan entrepreneur dalam acara Pesta Wirausaha yang dihelat di TMII, Jumat (3/4/2015) lalu.

Bagi pria yang lekat dengan rambut gondong dan kumis tebal itu, ngebon juga bisa menciptakan personal brand antara penjual dengan konsumennya. Mengapa ngebon? Kata Subiakto, karena di situ sudah terjadi ikatan emosional antara penjual dan konsumen. Ya, rasa saling percaya yang merupakan salah satu hal dasar dalam menciptakan personal brand suatu produk atau jasa.

Personal branding itu enggak perlu macem-macem, dengan ngebon tadi bisa.  Dengan ngebon anda saling kenal, anda saling percaya, di situ sudah terjadi personal brand,” katanya.

Berdasarkan pengalamannya, menciptakan personal branding umumnya ada dua cara yaitu menciptakan personal branding dengan kompetensi dan menciptakan personal branding dengan self packaging.

Personal branding dengan kompetensi
Pada cara pertama ini, Subiakto mengatakan bahwa personal brand diciptakan melalui kompetensi yang dimiliki oleh seseorang. Misalkan kata dia, seseorang memiliki kemampuan dalam hal memasak, maka hal penting yang harus ditonjolkan yaitu sebagai ahli masak.

Personal branding dengan self packaging
Cara kedua ini menurut Subiakto tak mengandalkan kompetensi individu melainkan mengandalkan kemampuan seseorang mengemas penampilannya. Misalkan kata dia, bagaimana produk jam tangan Rolex memposiskan diri sebagai produk yang dinilai lekat dengan orang-orang sukses. 

“Semua orang yang sukses pasti beli Rolex. Dan ketika bisnisnya bangkrut, Rolex adalah barang yang terakhir yang dia jual. Karena sudah menjadi jati diri,” tuturnya.

Lebih lanjut, Subiakto juga berkata bahwa personal brand sangat penting bagi para pelaku usaha. Pasalnya, dengan personal brand maka ikatan emosi antara penjual dan konsumen bisa terjalin. Menurut dia, saat suatu brand mampu menjadi jati diri dari sebuah komunitas masyarakat, maka itulah pencapaiaan tertinggi personal branding.

“Ingat Bung Karno ingat proklamasi,  Ingat Pak Harto ingat pembangunan, ingat Bung Hatta ingat koperasi, ingat Ki Hajar Dewantara ingat Taman Siswa. Personal brand hanya bisa dilakukan satu kali seumur hidup, maka itu pilh-pilih lah anda mau diingat sebagai apa,” ucap Subiakto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com