Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WIKA Siap Garap Proyek Kereta Cepat

Kompas.com - 26/04/2015, 09:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertemuan negara-negara di kawasan Asia Afrika alias Konferensi Asia Afrika (KA) yang berlangsung pekan ini menyisakan aneka rencana investasi di tanah air. Salah satunya, rencana pembangunan megaproyek kereta cepat Jakarta-Bandung dengan kreditor dari China.

Usai menggelar rapat kerja dengan Komisi VI DPR Kamis (23/4/2015) kemarin, Menteri Badan Usaha Milik Negara, (BUMN) Rini Soemarno mengungkapkan secara lisan bahwa PT Wijaya Karya (Persero) Tbk bakal menjadi pemimpin proyek tersebut.

Tak heran, Wijaya Karya mendadak sibuk. Perusahaan pelat merah itu kini tengah melakukan kajian atau feasibility study terkait proyek tersebut. "Targetnya, Agustus nanti kajiannya sudah bisa diserahkan ke pemerintah, jadi setidaknya tahun depan proyek ini sudah bisa dieksekusi," ujar Corporate Secretary PT Wijaya Karya Suradi kepada Kontan, (24/4).

Meski sudah mengawali langkah, Wijaya Karya baru menerima perintah dari pemerintah secara lisan. Perusahaan tersebut belum mengantongi instruksi resmi. Karena itu, Wijaya Karya belum bisa membeberkan detail persis peranan mereka dalam proyek tersebut.

Ada beberapa alternatif peran yang mungkin diberikan kepada Wijaya Karya sebagai eksekutor konstruksi, sebagai investor atau melakoni dua peran itu sekaligus sebagai pengelola proyek. "Yang pasti, leader bukan berarti wajib menyiapkan modal yang paling besar," tandas Suradi.

Apabila proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut terealisasi, maka proyek ini akan menjadi proyek gotong-royong dari dua negara.

Ada dua gerbong konsorsium di dalam proyek itu. Di dalam negeri, Wijaya Karya akan memimpin empat perusahaan pelat merah lain. Mereka adalah PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara VIII, PT Industri Kereta Api Indonesia, dan PT Len Industri.

Sementara China menunjuk China Railway sebagai pemimpin konsorsium. Anggota konsorsium Negeri Tirai Bambu ini, antara lain China Railway International, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, dan The Tird Railway Survey and Design Institute Group Corporation (TSDI), China Academy of Railway Sciences, CSR Corporation, dan China Railway Signal and Commucation Corporation.

Sementara, kebutuhan dana untuk mewujudkan jalur transportasi kilat dari Ibukota ke Kota Kembang tersebut tak sedikit. Pemerintah China menawarkan diri mendanai proyek tersebut beserta beberapa proyek lain. Total dana yang bakal dikucurkan 50 juta dollar AS.

China akan menunjuk China Development Bank (CDB) dan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) sebagai sumber pendanaan.

Anggaran belanja

Mengingat kebutuhan dana investasi itu besar, sejauh ini dari dalam negeri ada tiga peluang sumber pendanaan. Ketiganya adalah kucuran langsung dari pemerintah berupa penyertaan modal negara (PMN), patungan antara anggota konsorsium, atau pinjaman dari pihak ketiga.

Dari kas internal, Wijaya Karya paling tidak memiliki anggaran belanja modal sebesar Rp 4,4 triliun, tahun ini. Sebagai informasi, perusahaan itu baru saja mengubah anggaran modal tersebut dari alokasi semula yang sebesar Rp 1,7 triliun. Perusahaan tersebut mengaku perubahan anggaran belanja modal memang dilakukan demi mengantisipasi kebutuhan dana yang membesar karena ada instruksi proyek pesanan pemerintah itu.

Namun, patut dicatat, anggaran belanja modal tersebut tak cuma untuk mendanai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Wijaya Karya mengalokasikan dana itu untuk membiayai seluruh ekspansi tahun ini. Tak terkecuali, rencana membangun pembangkit listrik. "Cuma bedanya, kalau pembangkit listrik itu, kan, murni bisnis dan butuh modal juga," kata Suradi. (Dityasa H Forddanta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com