Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Laba Usaha Cuci Mobil Tanpa Air

Kompas.com - 01/05/2015, 07:07 WIB

KOMPAS.com - Aktivitas yang semakin padat menyebabkan banyak orang kesulitan mencari waktu untuk merawat kendaraan pribadinya. Padahal, kendaraan butuh perawatan, paling tidak dicuci agar penampilannya tetap oke.

Membawa kendaraan ke tempat pencucian mobil merupakan pilihan yang paling praktis bagi pemilik kendaraan yang sibuk. Tak heran bila bisnis jasa cuci mobil dan salon mobil tetap mekar. Sayangnya, bisnis ini tak begitu ramah lingkungan lantaran penggunaan air yang sangat besar. Untuk membersihkan sebuah mobil, air yang diperlukan bisa seratusan liter.

Kondisi ini memunculkan inovasi baru, yakni mencuci mobil tanpa air. Peran air digantikan oleh cairan yang disemprot pada permukaan bagian mobil, baik pada eksterior maupun interior. Mobil pun bisa tampil kinclong.

Salah satu pemain di usaha ini, Elihu Nugroho, mengatakan bahwa jasa cuci mobil tanpa air sudah lazim di negara-negara maju. Pasalnya, masyarakat mereka di sana sudah menyadari pentingnya menghemat air. Sementara masyarakat Indonesia belum terlalu paham mengenai krisis air yang mulai terjadi.

Dulu, Elihu berkecimpung di usaha salon mobil konvensional hingga menemukan inovasi cuci mobil tanpa air. Dus, sejak 2013, Elihu membuat produk yang bisa digunakan untuk mencuci mobil tanpa air. Elihu butuh waktu setahun sampai mendapat formula yang pas. Beberapa kali ia menemui kegagalan dalam membuat produk tersebut. “Ketika saya buat, cairannya sempat menimbulkan flek putih pada permukaan mobil. Saya coba terus hingga formulanya tepat,” ujar Elihu.

Baru pada Maret 2014, Elihu menemukan formula yang pas untuk cairan pembersih mobil tanpa air. Cairan itu diberi merek Valo. Saat itu, ia belum percaya diri menjual produknya. Dus, produk cairan tersebut dia gunakan untuk membersihkan mobilnya sendiri terlebih dahulu. Selain itu, beberapa temannya pun ikut mencoba menggunakan produk tersebut.

Ketika puas dengan hasil yang didapat, Elihu membuka outlet pencucian mobil tanpa air di Jakarta, September 2014, dengan nama Valo Car Care. Meski demikian, Valo juga menerima jasa cuci motor bahkan jetski. “Kami pernah diminta untuk membersihkan jetski karena pemiliknya kebingungan mencari produk yang tepat untuk membersihkan kendaraan yang terus-menerus ada di dalam air,” cetus dia.

Outlet tersebut sengaja didirikan dekat kawasan perkantoran dan apartemen. Dua bangunan ini jadi target Elihu. Banyak pengelola kantor dan apartemen yang tidak mengijinkan mobil yang parkir untuk dicuci. Pasalnya, penggunaan air membuat pengelola keluar biaya. Inilah celah yang dimanfaatkan oleh Elihu.

Untuk menggunakan jasa Valo man (sebutan untuk karyawan Valo Car Care), konsumen harus membayar biaya berkisar Rp 50.000–Rp 200.000 per mobil. Besaran biaya itu ditentukan oleh paket pencucian yang dipilih, antara lain cuci eksterior, interior, jamur dan kaca, serta cuci mesin mobil. Semakin banyak paket yang diambil, biaya pencucian tentu semakin besar.

Peluang yang sama juga ditangkap oleh Harijanto Ongko. Alih-alih menciptakan produk pembersih mobil, pria asal Surabaya ini mendatangkan waralaba cuci mobil asal Australia, Nowet Waterless Carclean.

Harijanto membawa lisensi Nowet pertama kali pada 2011. Saat itu bisa dikatakan, jasa cuci mobil tanpa air ini tergolong hal baru di dalam negeri. “Karena tanpa air, jasa ini bisa dilakukan di mana saja dan kami dapat menghampiri pelanggan,” ujarnya.

Dia bilang, mobil yang dipamerkan di pusat perbelanjaan kerap jadi kliennya. Lantaran tak mungkin mencuci mobil dalam mal, jasa cuci mobil tanpa air pun sangat dibutuhkan.

Banyak kelebihan

Inovasi cairan pembersih mobil tanpa air ini memang belum terlalu dikenal banyak orang. Padahal, banyak kelebihan yang ditonjolkan ketimbang mencuci air secara konvensional alias menggunakan air. Penghematan air dari cairan ini sangat signifikan.

Elihu bilang, untuk mencuci satu unit mobil, air bersih yang diperlukan bisa mencapai 300 liter. Di sisi lain, air bersih sebanyak itu bisa memenuhi kebutuhan konsumsi air minum seseorang sampai lima bulan. “Tidak banyak orang yang sadar akan kondisi ini,” ujar Elihu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com