Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sofyan Djalil: Presiden Telah Ingatkan soal Manajemen Risiko Kereta Cepat

Kompas.com - 07/10/2015, 04:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo telah mengingatkan kepada Kementerian BUMN mengenai manajamen dan pengelolaan mitigasi risiko finansial dari megaproyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Sofyan yang mengklarifikasi kepada Komisi XI DPR di Jakarta, Selasa (6/10) malam, mengatakan bahwa pemerintah juga mengingatkan agar kerja sama pembiayaan yang dilakukan konsorsium BUMN Indonesia dengan BUMN dan kreditur Tiongkok harus hati-hati dan secermat mungkin.

"Jangan sampai sekarang mengatakan tidak ada jaminan. Namun, nanti selanjutnya malah tiba-tiba minta jaminan," ujarnya.

Seperti diketahui, pemerintah telah menyerahkan megaproyek kereta cepat dari ke kerja sama antarpemerintah menjadi mekanisme bisnis antara BUMN atau swasta. Berdasarkan data studi kelayakan investor Tiongkok, proyek kereta cepat sepanjang 140 kilometer ini akan membutuhkan biaya sekitar 5,5 miliar dolar AS.

Semua pembiayaan yang dipilih secara bisnis untuk proyek ini adalah sebanyak 75 persen berasal dari pinjaman Bank Pembangunan Tiongkok ke konsorsium BUMN Indonesia dan Tiongkok. Bunga pinjaman itu, menurut data Bappenas, sebesar dua persen dengan waktu pengembalian 40 tahun. Sedangkan, masa tenggang untuk tidak melakukan pembayaran angsuran pokok (grace period) adalah 10 tahun.

Adapun sisa pembiayaan sebesar 25 persen berasal modal dan ekuitas konsorsium bentukan BUMN Indonesia dan Tiongkok.

Legislator Komisi Keuangan, Perencanaan Pembangunan dan Perbankan Fraksi Gerindra, Haerul Saleh dalam rapat itu mempertanyakan kelayakan finansial proyek dan urgensi kereta cepat Jakarta-Bandung.

Menurut Haerul, konsorsium BUMN Indonesia harus sangat hati-hati menerima pinjaman dari Bank Pembangunan Tiongkok, dan juga dalam mengikutsertakan modalnya untuk megaproyek ini.

"Bagaimana jika di rute Bandung-Jakarta yang sudah banyak moda transportasi, jumlah penumpang yang diinginkan di proyek kereta cepat ini tidak tercapai. Apakah nanti tidak memberatkan keuangan BUMN?," ujar Haerul.

Lebih lanjut, ujar Haerul, meski proyek ini dikerjakan secara murnis bisnis, pemerintah juga perlu mempertimbangakan modal BUMN, yang akan dikeluarkan untuk proyek ini. Terlebih, kata Chaerul, proyek ini tidak termasuk rencana prioritas pemerintah. "Perlu dipikirkan dampaknya oleh pemerintah," ujarnya.

Konsorsium BUMN untuk menangani proyek kereta cepat ini terdiri dari beberapa BUMN dari Indonesia, antara lain PT. Wijaya Karya, PT. Perkebunan Nusantara VIII, PT. INKA, PT. Kereta Api Indonesia dan PT. Jasa Marga. Empat BUMN itu akan mendirikan perusahaan patungan (joint venture) dengan konsorisum Tiongkok yang dipimpin China Railway Corporation.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Whats New
OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

Whats New
Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com