PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Masa libur panjang akan menjadi salah satu pemicu inflasi pada pembuka kuartal II 2016. Naiknya harga tiket transportasi ke level batas atas adalah salah satu penyebabnya.
“Inflasi pada Mei 2016 mengalami kenaikan yang dipicu penyesuaian tarif angkutan udara pada masa libur panjang, naiknya tarif listrik dan meningkatnya konsumsi jelang bulan puasa,” kata Deputi Direktur Bank Indonesia Pangkalpinang, Bayu Martanto, melalui pesan elektronik yang diterima Kompas.com, Kamis (5/5/2016).
Menyikapi inflasi ini, Bank Indonesia mendorong Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mendorong tercapainya empat program prioritas.
Program tersebut berupa peningkatan produksi komoditas pangan, pengendalian harga ikan dan biaya pendidikan, mempersiapkan operasi pasar serta membangun infrastruktur untuk membantu kelancaran distribusi barang.
Menurut Bayu, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) secara tahunan mencapai 3,91 persen. Namun, angka ini diklaim masih dalam objek prediksi Bank Indonesia sebesar 4 persen.
“Dampak lanjutan penurunan harga BBM akan membantu menekan inflasi,” ujar Bayu meyakinkan.
Bank Indonesia mengingatkan, sejumlah kebutuhan yang jarang diperhatikan, seperti langganan surat kabar, tas sekolah dan kopi bubuk telah mengalami kenaikan. Meskipun jumlahnya tak begitu signifikan, tapi bisa memicu terjadinya inflasi.
“Koordinasi Bank Indonesia dengan TPID ini akan membantu menekan inflasi. Produksi dan ketersediaan kebutuhan masyarakat ini harus dijaga,” ujarnya.