Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Penumpukan, Kemenhub Gunakan Sistem Buka-Tutup di Rest Area

Kompas.com - 29/06/2016, 18:39 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

CIKOPO, KOMPAS.com - Mudik lebaran sebentar lagi akan dimulai. Banyak masyarakat dari kota yang akan pulang ke kampung halamannya menggunakan kendaraan pribadi.

Saat mudik, pasti masyarakat membutuhkan istirahat yang salah satunya bisa menggunakan tempat peristirahatan atau rest area.

Namun, banyak penumpukan yang terjadi pada saat masuk rest area sehingga bisa menimbulkan potensi kemacetan.

Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Sugihardjo mengatakan, untuk menghindari penumpukan kendaraan yang ingin masuk ke tempat pemberhentian (rest area) maka pihaknya menggunakan sistem buka-tutup.

Jika rest area sudah penuh, maka rest area tersebut akan ditutup dan pemudik bisa menggunakan rest area lain.

"Jangan sampe atrian rest area memblokir jalan. Kalau sudah penuh, akan ditutup, silahkan pakai rest area yang lain," kata Sugiharjo saat meninjau jalan tol Cipali-Pejagan, Cikopo, Rabu (29/6/2016).

Sugihardjo menuturkan pihaknya tidak bisa melarang pemudik untuk berlama-lama di rest area.

Namun, dia menghimbau kepada pemudik untuk menggunakan rest area secukupnya.

Untuk mengurai kemacetan di dalam ruas tol Cikopo sampai Brebes, Sugihardjo menghilangkan empat gerbang tol (GT) yakni GT Cikopo, GT Plumbon, GT Ciperna, dan GT Mertapada.

Selain itu, untuk percepatan transaksi dalam gerbang tol, Sugihardjo menghimbau masyarakat agar bertransaksi dengan kartu elektronik atau e-toll.

Ini dilakukan agar tidak ada antrian dalam transaksi di gerbang tol. Untuk yang membayar dengan tunai Sugihardjo meminta operator untuk menambah petugas yang telah menyiapkan uang kembalian.

"Transaksi tol kartu elektronik itu lebih cepat, kalau kartu elektronik kan ada dua tuh, ada yang di tap sentuh, ada yang pakai on board unit (obu) menggunakan gelombang Radio Frequency Identification (RFID)," pungkas Sugihardjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com