Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perekonomian Membaik, Sri Mulyani Pantau Dua Sentimen Ini

Kompas.com - 29/09/2016, 19:29 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani terus memantau berbagai indikator ekonomi untuk memastikan kondisi pekonomian dalam negeri tetap terjaga.

"Kondisi ekonomi selalu dinamis di dalam maupun luar negeri, yang mempengaruhi banyak indikator, dari sisi nilai tukar, maupun arus modal masuk dan keluar indonesia," ujar Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (29/9/2016).

Pertama, pemerintah harus memantau sentimen dari luar negeri. Sebab pakan depan, ada pertemuan tahunan Bank Dunia, IMF, dan para Menteri Keuangan negara maju.

Pertemuan itu akan membahas tentang ekonomi dunia terkini, dan diperkirakan akan muncul pernyataan kondisi global masih akan rapuh sehingga ini akan mengancam pemulihan ekonomi.

"Sentimen ini akan mempengaruhi Indonesia, tentu kita perlu berhati-hati menjaga sumber pertumbuhan ekonomi," kata Ani.

Kedua, Ani juga memantau kondisi di Indonesia. Sentimen dalam negeri, tutur perempuan berusia 54 tahun itu, didominasi sentimen program tax amnesty.

Menurut Ani, realisasi tax amnesty telah menimbulkan persepsi positif mengenai pengelolaan ekonomi Indonesia.

Hal itu menimbulkan harapan dari para pelaku pasar. "Ini akan menambah kemungkinan peningkatan kekuatan rupiah dan sisi kebutuhan perusahaan-perusahaan untuk membayar utangnya kembali," ucap Ani.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah menguat ke kisaran Rp 12.900 per dollar AS pada Selasa (27/9/2016).

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual mengungkapkan, penguatan rupiah pada hari ini tidak lepas dari faktor regional.

Salah satu faktor penguatan mata uang negara-negara berkembang di kawasan Asia adalah rilis data perekonomian AS.

Ia menyatakan, data penjualan ritel dan perumahan di AS yang dilaporkan mengalami penurunan membuat dollar AS melemah.

Selain itu, debat capres AS yang dilangsungkan pada Senin (26/9/2016) malam waktu setempat juga mendorong penguatan mata uang negara-negara emerging markets.

Bank Indonesia (BI) menilai penguatan rupiah ke kisaran Rp 12.900 per dollar AS didorong oleh realisasi program pengampunan pajak atau tax amnesty.

Sebab, program pengampunan pajak tersebut dinilai meningkatkan optimisme ekonomi Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com