Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Penyuluh Perikanan asal Batam Ajar 100 Nelayan di Papua

Kompas.com - 24/11/2016, 19:21 WIB
Fabio Maria Lopes Costa

Penulis

SORENDIWERI, KOMPAS.com- Sebanyak empat penyuluh perikanan dari Kota Batam membagikan ilmu tentang cara penangkapan dan pembentukan kelompok usaha bersama (KUB) bagi sekitar nelayan di Kabupaten Supiori, Papua, sejak April 2016 hingga kini.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Badan percepatan Pembangunan Kawasan Papua (BP2KP) bertujuan untuk memotivasi dan meningkatkan kemampuan para nelayan untuk memajukan di sektor perikanan yang menjadi salah satu komoditi unggulan di Supiori.

Empat penyuluh itu adalah Mardijono, Eko Fitriandi, dan Mansar, Advokat dan Mansar. Ketiga penyuluh tersebut adala pegawai di Dinas kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Kehutanan Kota Batam, sedangkan Mansar merupakan nelayan sukses yang menjadi Ketua KUB Mina Batam Madani.

Mardijono saat ditemui di sela kegiatan pelatihan di Sorendiweri, Ibukota Supiori, Kamis (24/11/2016) mengatakan, potensi keluatan dan perikanan di Supiori sangat besar.

Akan tetapi, keunggulan tersebut tidak didukung dengan sinergi antara nelayan belum tercapai serta keterbatasan akses pasar dan teknologi informasi.

“Selama pelatihan, kami mengajarkan teknologi alat penangkap ikan seperti cara pembuatan perangkap dan jaring insang,” kata Mardijono.

Selain pelatihan dasar, para penyuluh juga mengajar para petani untuk membentuk kelembagaan yakni KUB dengan tujuan program pemberdayaan nelayanan baik yang bersumber dari pemerintah maupun swasta dapat terpola dengan baik.

Total sebanyak 10 KUB telah terbentuk di dua distrik di Kabupaten Supiori, yakni Supiori Timur dan Supiori Selatan. Satu KUB terdiri atas 10 nelayan.

“Dengan adanya KUB proses pembagian bantuan untuk pemberdayaan nelayan lebih adil. Selain itu, para nelayan dalam KUB akan bekerja dalam satu kesatuan dengan membagi tugas dari menangkap ikan hingga memasarkannya ke distributor,” tutur Mardijono.

Kepala Badan Percepatan Pembangunan Kawasan Papua (BP2KP), Omah Laduani Ladamay, mengatakan, pihaknya mendatangkan para penyuluh dari Kota Batam agar bisa membagikan pengalaman dan keberhasilan memajukan sektor perikanan bagi para nelayan tradisional di Supiori.

“Di Kota Batam, para nelayan telah mendirikan banyak KUB yang memiliki sistem budidaya dan pengelolaa ikan yang baik. Karena itu, kami berharap para nelayan di Supiori bisa meniru upaya-upaya yang telah dilaksanakan nelayan di Batam,” tutur Omah.

Ia pun mengungkapkan, kegiatan pembelajaran nelayan tradisional dengan menggunakan para penyuluh dari Batam baru pertama kali terlaksana di Papua.

“Apabila cara ini telah berhasil di Supiori, maka kami akan menerapkannya di kabupaten lainnya di Papua yang masih tertinggal dalam pengembangan sektor perikanan,” ujarnya.

Sefnat Mamoribo, salah satu nelayan, mengapresiasi langkah BP2KP dengan mendatangkan para penyuluh dari Kota Batam.

“Selama ini para nelayan hanya menangkap ikan dengan kail untuk dikonsumsi sehari-hari. Padahal, kami bisa mendapatkan banyak uang apabila serius menekuni pekerjaan ini,” tutur Sefnat.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com