Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Hal yang Perlu Anda Timbang Sebelum Berinvestasi

Kompas.com - 18/03/2017, 16:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu cara melawan inflasi atau kenaikan harga-harga barang dan jasa adalah berinvestasi. Dengan berinvestasi, Anda berkesempatan menaikkan pendapatan sehingga nilai uang Anda tidak tertelan dengan lonjakan inflasi.

Sekarang untuk memulai investasi tidak sulit. Banyak produk pasar modal seperti saham, reksadana maupun obligasi ritel yang bisa Anda pilih sebagai instrumen membiakkan uang yang tepat. Nah, sebelum memutuskan berinvestasi, ada baiknya kamu menimbang dulu enam hal berikut ini:

1. Risiko

Berinvestasi memiliki perbedaan mendasar dibandingkan sekadar menabung uang di bank. Investasi memiliki risiko kehilangan uang. Maka itu, sebelum berinvestasi, Anda perlu menimbang faktor risiko. Ketahui profil risiko Anda dan seberapa jauh toleransi Anda menghadapi penurunan modal atau hasil investasi.

2. Stabilitas

Ini terkait dengan faktor pertama. Setelah mengetahui profil risiko Anda, apakah Anda seorang konservatif, moderat atau agresif, maka penting juga untuk menimbang stabilitas sebuah produk investasi yang Anda pilih.

Nyamankah Anda dengan fluktuasi pasar yang tajam? Atau, Anda sebenarnya lebih senang menempatkan investasi dengan keuntungan sedang tetapi stabil. Itu semua akan terjawab ketika Anda mengetahui profil risiko dan produk yang tepat.

3. Keuntungan

Hukum investasi tidak berubah: high risk, high return. Semakin tinggi peluang untung, semakin tinggi pula risiko Anda buntung. Maka itu, pastikan Anda mengetahui potensi keuntungan dari sebuah produk investasi. Hindari tawaran investasi yang menjanjikan untung terlalu bombastis. Ingat selalu hukum investasi tersebut.

4. Mudah menarik dana investasi

Dana yang Anda tempatkan di produk investasi disebut modal investasi. Sedangkan hasil pengembangannya, disebut return atau imbal hasil. Sebelum memilih sebuah wahana investasi, Anda perlu melihat beberapa hal.

Misal, seberapa mudah bagi Anda kelak menarik modal investasi di tengah jalan ketika Anda membutuhkan atau ketika kondisi pasar memburuk? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencairkan dana? Apa saja persyaratannya? Dan lain sebagainya.

Pilihlah pengelola investasi yang memberikan kemudahan penarikan modal investasi, sekaligus biaya penarikan yang rendah.

5. Biaya lain-lain

Selain modal investasi, Anda perlu memastikan biaya-biaya lain seputar investasi. Misalnya, biaya pembelian, biaya pencairan dana, biaya broker, dan lain sebagainya. Semakin kecil biaya di luar modal investasi yang harus ditanam, tentu semakin efisien produk tersebut sebagai wahan investasi.

6. Diversifikasi

Dalam berinvestasi pastikan Anda memegang prinsip penting ini: jangan tempatkan telur di dalam satu wadah saja. Sebarlah investasi Anda di berbagai produk dengan beragam tingkat risiko. Ini adalah cara tepat untuk mengatur risiko investasi dan mengoptimalkan hasil. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com