Kinerja industri perbankan nasional pada 2016 benar-benar terpuruk. Pada akhir 2016, outstanding kredit sebesar Rp 4.377,2 triliun, hanya tumbuh 7,87 persen dibandingkan tahun 2015 yang senilai Rp 4.057,9 triliun.
Pertumbuhan kredit tersebut merupakan laju tahunan kredit terendah sejak era reformasi. Bahkan, masih lebih buruk dibandingkan pertumbuhan kredit tahun 2009, tatkala perekonomian global dan domestik dilanda krisis finansial cukup parah.
Seiring rendahnya penyaluran kredit, kinerja penghimpunan dana pun ikut melambat. Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan per akhir 2016 sebesar Rp 4.836,76, naik hanya 9,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai Rp 4.413,1 triliun.
Keterpurukan perbankan semakin lengkap karena untuk pertama kalinya dalam dekade terakhir, angka kredit bermasalah (non performing loan/NPL) menembus angka psikologis 3 persen pada 2016. Puncak NPL terjadi pada Agustus 2016 sebesar 3,22 persen, yang kemudian turun menjadi 2,93 persen pada akhir 2016.
NPL merupakan salah satu persoalan yang paling ditakuti perbankan. Sebab, NPL berpotensi menyebabkan kerugian bagi bank.
Jatuhnya harga-harga komoditas pada tahun 2016 membuat banyak eksportir dan perusahaan yang terkait komoditas mengerem ekspansinya, bahkan tak sedikit yang gulung tikar. Dampaknya, permintaan kredit investasi dan modal kerja melambat.
Daya beli masyarakat yang masih lemah membuat permintaan barang tak bisa naik signifikan. Akibatnya, banyak perusahaan mengurungkan niatnya mengajukan kredit ke bank untuk meningkatkan investasinya. Buktinya, total kredit yang belum ditarik nasabah (undisbursed loan) mencapai Rp 1.323 triliun.
10 Bank besar
Kondisi sulit pada 2016 tak hanya memukul bank-bank kecil dan menengah, tetapi juga bank-bank besar.
Sejumlah bank papan atas bahkan mencatat kinerja yang amat buruk sehingga akhirnya merugi. Namun, tak semua bank kinerjanya menurun pada 2016. Beberapa bank yang menerapkan strategi jitu, tetap bisa mencatat kinerja kinclong.
Situasi tersebut akhirnya menyebabkan peta persaingan bank berubah. Pada kelompok 10 bank terbesar misalnya, terjadi perubahan peringkat yang cukup signifikan dibandingkan tahun lalu.
Seiring itu, peringkat Bank BTN, Panin, dan Maybank pun naik masing-masing menjadi peringkat 6, 7, dan 9.
Bank terbesar dari sisi aset tetap dipegang BRI senilai Rp 964 triliun. Menyusul kemudian Bank Mandiri, BCA, BNI, dan CIMB Niaga.