Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

Saling Salip Bank Papan Atas

Kompas.com - 23/03/2017, 08:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorM Fajar Marta

Kinerja industri perbankan nasional pada 2016 benar-benar terpuruk. Pada akhir 2016, outstanding kredit sebesar Rp  4.377,2 triliun, hanya tumbuh 7,87 persen dibandingkan tahun 2015 yang senilai Rp  4.057,9 triliun.

Pertumbuhan kredit tersebut merupakan laju tahunan kredit terendah sejak era reformasi. Bahkan, masih lebih buruk dibandingkan pertumbuhan kredit tahun 2009, tatkala perekonomian global dan domestik dilanda krisis finansial cukup parah.

Seiring rendahnya penyaluran kredit, kinerja penghimpunan dana pun ikut melambat. Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan per akhir 2016 sebesar  Rp 4.836,76, naik hanya 9,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai Rp 4.413,1 triliun.

Keterpurukan perbankan semakin lengkap karena untuk pertama kalinya dalam dekade terakhir, angka kredit bermasalah (non performing loan/NPL) menembus angka psikologis 3 persen pada 2016. Puncak NPL terjadi pada Agustus 2016 sebesar 3,22 persen, yang kemudian turun menjadi 2,93 persen pada akhir 2016.

NPL merupakan salah satu persoalan yang paling ditakuti perbankan. Sebab, NPL berpotensi menyebabkan kerugian bagi bank.

M Fajar Marta/Kompas.com Pertumbuhan kredit perbankan
Lesunya kinerja perbankan pada 2016 tak terlepas dari lemahnya perekonomian domestik dan global.

Jatuhnya harga-harga komoditas pada tahun 2016 membuat banyak eksportir dan perusahaan yang terkait komoditas mengerem ekspansinya, bahkan tak sedikit yang gulung tikar. Dampaknya, permintaan kredit investasi dan modal kerja melambat.

Daya beli masyarakat yang masih lemah membuat permintaan barang tak bisa naik signifikan. Akibatnya, banyak perusahaan mengurungkan niatnya mengajukan kredit ke bank untuk meningkatkan investasinya. Buktinya, total kredit yang belum ditarik nasabah (undisbursed loan) mencapai Rp 1.323 triliun.

10 Bank besar

Kondisi sulit pada 2016 tak hanya memukul bank-bank kecil dan menengah, tetapi juga bank-bank besar.

Sejumlah bank papan atas bahkan mencatat kinerja yang amat buruk sehingga akhirnya merugi. Namun, tak semua bank kinerjanya menurun pada 2016. Beberapa bank yang menerapkan strategi jitu, tetap bisa mencatat kinerja kinclong.

Situasi tersebut akhirnya menyebabkan peta persaingan bank berubah. Pada kelompok 10 bank terbesar misalnya, terjadi perubahan peringkat yang cukup signifikan dibandingkan tahun lalu.

KOMPAS.com/M FAJAR MARTA Perbandingan aset 10 bank besar
Dari sisi aset, Bank Permata dan Bank Danamon mengalami pertumbuhan negatif pada 2016. Akibatnya, peringkat Bank Permata turun dari posisi 6 menjadi posisi 8. Sementara, posisi Danamon turun dari peringkat 9 pada 2015 menjadi peringkat 10 pada 2016.

Seiring itu, peringkat Bank BTN, Panin, dan Maybank pun naik masing-masing menjadi peringkat 6, 7, dan 9.

Bank terbesar dari sisi aset tetap dipegang BRI senilai Rp 964 triliun. Menyusul kemudian Bank Mandiri, BCA, BNI, dan CIMB Niaga.

Halaman:


Terkini Lainnya

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com