Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Kredit Bermasalah Mengintai Perbankan

Kompas.com - 23/03/2017, 17:08 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, industri perbankan nasional tetap akan menghadapi sejumlah risiko pada 2017. Meskipun demikian, kinerja industri perbankan hingga kini terpantau cukup baik.

"Kondisi perbankan normal. Kinerja membaik meskipun ada risiko kredit," kata Kepala Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis OJK Sukarela Batunanggar di Jakarta, Kamis (23/3/2017).

Sukarela mengungkapkan, pertumbuhan kredit melambat pada tahun 2016, yang tercatat sebesar 7,86 persen. Namun, pertumbuhan kredit pada Januari 2017 meningkat menjadi 8,3 persen.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Januari 2017 tercatat tumbuh 10,4 persen secara tahunan. Sukarela menyatakan, angka ini lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Rentabilitas perbankan Indonesia juga baik dan termasuk tinggi di kawasan. Adapun likuiditas industri perbankan juga tercatat membaik.

"Risiko pasar rendah, dibandingkan 1997 dan 1998, net proposition bank rendah. Perbankan kita sekarang jauh lebih prudent dan hati-hati dalam menghadapi risiko guncangan nilai tukar," ungkap Sukarela.

Risiko yang dihadapi perbankan adalah rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) yang tercatat meningkat dan tercatat sebesar 2,93 persen pada Desember 2016. Per Januari 2017, NPL tercatat mencapai 3,1 persen.

Menurut Sukarela, regulator memantau adanya peningkatan NPL secara perlahan. Pantauan OJK, sektor yang berkontribusi terhadap peningkatan NPL antara lain pertambangan, konstruksi, perdagangan besar, dan terakhir adalah perikanan.

Meskipun demikian, ketahanan perbankan masih dalam kondisi baik. Hal ini terlihat dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang mencapai 23,2 persen.

"Dilihat dari CAR, BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional), NIM (Net Interest Margin/Marjin Bunga Bersih) stabil dalam setahun terakhir. BOPO memang masih tinggi, ini tantangan bagi bank untuk menaikkan efisiensinya," tutur Sukarela.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com