Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rhenald Kasali
Guru Besar Manajemen

Akademisi dan praktisi bisnis yang juga guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sejumlah buku telah dituliskannya antara lain Sembilan Fenomena Bisnis (1997), Change! (2005), Recode Your Change DNA (2007), Disruptions, Tommorow Is Today, Self Disruption dan The Great Shifting. Atas buku-buku yang ditulisnya, Rhenald Kasali mendapat penghargaan Writer of The Year 2018 dari Ikapi

Efek Disrupsi: “Besok” Menjadi Hari Ini

Kompas.com - 24/03/2017, 05:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

KOMPAS.com - Menyaksikan tayangan Earth 2050 yang diputar oleh saluran televisi BBC membuat saya senyum-senyum.

Bukannya apa-apa, ketika para scientist di berbagai belahan dunia tengah membawa “hari esok” (The Future) ke hari ini, kita banyak menemukan pemimpin, politisi, birokrat, bahkan juga pengusaha dan eksekutif yang masih membawa logika “masa lalu” (The Past) ke dalam pijakan hari ini.

Tengok saja aturan-aturan yang berbelit-belit, cara pandang mereka dalam memberantas korupsi, penanganan UMKM, kampanye-kampanye politik yang mereka lakukan, kata-kata yang mereka ucapkan dalam berbagai spanduk dan video yang kita saksikan dalam kanal Youtube, cara penanganan banjir, metode-metode dalam pertanian, sampai ekspor-impor dan kebijakan di sektor keuangan.

Ketika anak-anak muda sudah berbicara start-up, mereka masih menyatakannya sebagai UMKM. Kita praktis hanya berkutat hari ini untuk hari ini. Bahkan terbelenggu oleh kebiasaan dan cara pandang kemarin untuk solusi hari ini.

Dunia Sudah Berubah

Melalui tayangan Earth 2050 tadi saya mulai paham apa yang tengah dikerjakan para ilmuwan di seluruh dunia. Ketika mereka sudah memasuki dunia dengan penilaian “impact” (apa yang telah kamu hasilkan dan berdampak pada kehidupan), ilmuwan-ilmuwan kampus kita baru saja belajar menulis karya ilmiah agar dimuat dalam jurnal internasional dan di sitasi via Scopus.

Teman-teman PhD saya yang bergelut dalam aneka riset di Jepang, Inggris, Rusia dan Amerika Serikat hanya bisa tersenyum saja ketika ditanyakan karya ilmiahnya. Mereka lebih senang menunjukkan hak paten karyanya ketimbang paper yang dulu dibanggakan oleh profesor kami pada tahun 1990-an.

Seorang ilmuwan menunjukkan karyanya berupa “apartemen” kebun holtikultura sayuran di tengah-tengah kota New York. Sepintas saya melihat kebun-kebunnya tidak layak. Maklum itu berada di tengah-tengah lokasi area industri.

Namun begitu saya memasuki bangunan serupa gudang pabrik di tengah-tengah kota itu, saya menyaksikan sebuah perkebunan sayuran yang berlapis-lapis ke atas, membentuk rak-rak yang sangat efisien. Di dalam setiap rak terdapat ribuan tanaman dari satu jenis sayuran yang tumbuh subur. Tak ada hama pengganggu. Namun ada sinar UV aneka warna, aliran air, dan sejumlah perangkat IT.

Bayangkan, ketika petani kita masih bergulat di daerah pegunungan dengan akses yang rumit dan ongkos angkut yang mahal yang membuat mereka miskin turun-temurun, petani-petani terdidik baru muncul di tengah-tengah kota. Mereka melakukan disruption pangan besar-besaran. Itulah smart vertical agriculture.

Di tempat yang lain saya bertemu para ahli IT yang tengah bekerjasama dengan lembaga kepolisian untuk memetakan kejahatan-kejahatan yang akan terjadi di masa depan. Mereka bahkan sudah memiliki data sampai ke tanggal, hari, jam dan lokasi kejadian.

Segala veriabel, mulai dari cuaca, pendapatan per kapita, lapangan pekerjaan, sampai nafsu libido manusia, mereka masukkan ke dalam big data yang diolah untuk memprediksi kejahatan.

“Yang paling penting bukan kapan akan terjadi dan berapa besar kerusakannya, melainkan bagaimana kami mencegahnya,” ujar teman kuliah saya dulu, yang kini menjadi guru besar di Amerika Serikat.

Kini, saya ingin mengajak Anda melihat apa yang dilakukan oleh para eksekutif dalam dunia bisnis. Ini menjadi menarik karena atas undangan sebuah bank besar yang memiliki kantor pengendali di Singapura, kemarin saya menghadiri seminar tentang disruption di negara kota itu yang diikuti para eksekutif Asia.

Beberapa kali saya melihat asisten-asisten saya menggeleng-gelengkan kepala. ”Gila, mereka sudah sejauh itu meng-eksplore dunia dan membuat hal-hal baru!”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com