Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sido Muncul Siap Produksi Briket Enceng Gondok

Kompas.com - 25/03/2017, 17:45 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk siap membantu mengurangi populasi hama gulma enceng gondok di danau Rawapening. Direktur Sido Muncul Irwan Hiayat mengatakan, pihaknya akan memproduksi enceng gondok menjadi briket yang bisa digunakan sebagai energi elternatif.

Ia menyebutkan kapasitas produksi yang telah disiapkan mencapai satu hektar enceng gondok setiap harinya. "Mesinnya minggu depan sudah datang, jadi kita sudah bisa memproduksi satu hektar per hari," kata Irwan di Ungaran.

Irwan mengatakan, dalam pembuatan briket enceng gondok ini, ia hanya sebagai penggagas. Pihaknya mempersilahkan para pengusaha lainnya untuk berinvestasi dalam pembuatan energi alternatif ini. Sebab populasi enceng gondok tidak hanya di Rawapening saja.

"Saya ini kan cuma penggagas. Itu (enceng gondok) bukan hanya di sini, ada di Bandung, Tondano, Danau Tempe. Ini kan sudah ada beberapa pengusaha yang tanya, mau investasi, mau membuat itu," jelasnya.

Ia menyebutkan, solusi menghilangkan enceng gondok dengan cara mengkonversinya menjadi briket merupakan solusi yang menguntungkan. Sebab briket yang dihasilkan justru bisa menghasilkan secara ekonomis.

Namun ia menyebutkan bahwa sejauh ini produksi briket enceng gondok, termasuk dengan mesin yang baru didatangkannya ini, Sidomuncul hanya memenuhi kebutuhan secara internal saja.

Irwan bahkan mengaku senang apabila ada perusahaan yang memproduksi briket batu bara dengan kapasitas yang besar. Sebab Sidomuncul membutuhkan sedikitnya 100 ton briket enceng gondok.

"Lho saya kalau memang ada yang buat, saya bisa pakai sehari kira-kira seratus ton kering atau sama dengan 500 ton (enceng gondok) basah atau setara tiga hektar," imbuhnya.

Jika benar ada perusahaan yang bisa memproduksi briket enceng gondok dalam jumlah yang besar, pihaknya yakin pembersihan gulma di area Rawapening yang mempunyai luasan 27.000 hektar tersebut akan cepat teratasi.

"Kalau sehari saja bisa seratus ton, sebulan bisa 60 hektar, setahun 720 hektar bisa hilang," jelasnya.

Di sisi lain dirinya juga tidak menampik jika enceng gondok selama ini juga dimanfaatkan untuk kerajinan. Namun demikian, pemanfaatan enceng gondok untuk kerajinan tidak bisa membersihkan enceng gondok secara masif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com