Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Panglima TNI Moeldoko Jabat Ketua Umum HKTI Versi Munas

Kompas.com - 10/04/2017, 14:58 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal (Purn) Moeldoko kini menjabat sebagai ketua umum (ketum) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2017 hingga 2020.

Pengukuhan Moeldoko dilaksakan pada pelaksanaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) HKTI di Balai Kartini, Jakarta, Senin (10/4/2017).

Terpilihnya Moeldoko karena ketum HKTI sebelumnya yakni Mahyudin mengajukan pengunduran diri kepada Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN HKTI).

"Rencana Rapimnas adalah membahas pengunduran diri ketua umum HKTI. Salah satu hasilnya adalah terpilihnya Moeldoko sebagai ketua umum HKTI 2017-2020," uar Ketua Penyelenggara Rapimnas, lrjen Pol (Purn) Erwin TPL Tobing.

Menurut Erwin, pengunduran diri ketum HKTI sebelumnya akibat kesibukannya sebagai salah satu pimpinan MPR.

"Karena kesibukan Pak Mahyudin dalam mengawal agenda-agenda kenegaraan di MPR, maka beliau mengajukan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPN HKTI," jelas Erwin. 

Erwin mengatakan, Rapimnas HKTI kali ini dihadiri oleh para pengurus dari 34 provinsi di Indonesia dan 5.000 petani dari berbagai daerah. Sementara itu, pada Rapimnas kali ini HKTI mengusung tema "HKTI Bangkit, Petani Maju" yang ingin mewujudkan kesejahteraan petani dan masyarakat.

"Kami inginkan ke depan peran HKTI lebih nyata dan dirasakan oleh masyarakat khususnya petani, yang merupakan basis utama organisasi HKTI," papar Erwin.

Ketum HKTI terpilih Moeldoko mengatakan, kedepan HKTI diharapkan bisa menjadi mitra strategis pemerintah dalam hal ketahanan pangan.

"Saya yakinkan kehadiran HKTI harus memberikan harapan baru kepada rakyat Indonesia dan pemerintah Indonesia. Harapan baru bagi rakyat bagaimana mewujudkan kesejahteraan, harapan pemerintah mewujudkan kedaulatan pangan dalam rangka ketahanan pangan," tegas Moeldoko.

(Baca: Oesman Sapta: Saya Mundur Sebagai Ketua Umum HKTI)

Kontroversi Pimpinan HKTI

Adapun HKTI pimpinan Moeldoko ini merupakan HKTI versi musyawarah nasional HKTI periode 2010-2015 lalu yang dipimpin oleh Oesman Sapta Odang.

Seperti diketahui, HKTI tengah terbelah menjadi dua kubu, antara kubu Prabowo Subianto dan kubu Osman Sapta Odang, kedua-duanya mengklaim merupakan pimpinan yang legal dan diakui oleh hukum.

Kubu Osman Sapta Odang mengklaim pihaknya telah diakui secara legal melalui surat keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tahun 2015 lalu.

Kemudian kubu Prabowo juga mengklaim merupakan pimpinan resmi HKTI melalui surat keterangan Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri.

Belakangan, pesoalan dualisme kepemimpinan tersebut berujung pada gugatan oleh Prabowo Subianto melalui Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dan Mahkamah Agung memutuskan untuk menolak gugatan Prabowo Subianto.

Sementara itu, Pengukuhan Moeldoko sebagai pimpinan HKTI versi musyawarah nasional 2010 dilaksakan pada pelaksanaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) HKTI di Balai Kartini, Jakarta, Senin (10/4/2017).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

Whats New
Luhut Ungkap Tugas dari Jokowi Jadi Koordinator Investasi Apple di IKN

Luhut Ungkap Tugas dari Jokowi Jadi Koordinator Investasi Apple di IKN

Whats New
Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Whats New
Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Whats New
Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Whats New
Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com