Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Terbitkan Laporan soal Dugaan Manipulasi Mata Uang

Kompas.com - 16/04/2017, 18:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com - Departemen Keuangan Amerika Serikat menerbitkan laporan terkait praktik dugaan manipulasi mata uang oleh mitra-mitra dagang AS, Jumat (14/4/2017) waktu setempat. Dokumen yang diterbitkan dua kali dalam setahun ini wajib dilaporkan kepada publik.

Mengutip CNN Money, Minggu (16/4/2017), Depkeu pemerintahan Presiden Donald Trump mengikuti jejak pemerintahan Barack Obama untuk memonitor pergerakan nilai tukar China dan Jerman.

Selain itu, negara-negara lain yang dipantau AS adalah Jepang, Korea Selatan, Swiss, dan Taiwan. 

“Memperluas perdagangan dengan cara yang lebih bebas dan adil bagi semua warga Amerika membutuhkan penghindaran praktik mata uang yang tak adil oleh negara-negara lain. Kami akan terus memonitor ini secara hati-hati,” ujar Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin.

Janji menciptakan lapangan kerja bagi warga AS dengan cara memangkas apa yang dianggap sebagai praktik perdagangan tidak adil telah menjadi ciri khas pemerintahan Trump.

Peter Navarro, kepala Konsil Perdagangan Nasional yang dibentuk Trump, pernah menuding Jerman dengan sengaja menurunkan nilai tukar euro untuk melukai ekonomi AS. Kanselir Jerman Angela Merkel dengan cepat merespon klaim itu. Merkel menegaskan bahwa sebagai anggota negara-negara kawasan Eropa, Jerman tidak bisa mempengaruhi pergerakan nilai tukar euro dan mendukung Bank Sentral Eropa yang independen.

Sebelum pilpres AS, Trump juga berjanji akan menyatakan China sebagai manipulator mata uang pada hari pertamanya sebagai presiden. Namun, belum lama ini ia seakan menarik kembali ucapannya. “Mereka bukan manipulator mata uang,” jelas Trump dalam sebuah wawancara.

AS menggunakan tiga faktor untuk mempertimbangkan apakah sebuah negara merupakan manipulator mata uang.

Pertama, surplus perdagangan dengan AS mencapai lebih dari 20 miliar dollar AS. Kedua, negara tersebut memiliki surplus transaksi berjalan mencapai lebih dari 3 persen dari produk domestic bruto (PDB).

Terakhir, negara tersebut berulang kali mendevaluasi nilai mata uangnya dengan cara membeli aset asing yang setara dengan 2 persen output per tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Stok Lampu Bisa Langka gara-gara Implementasi Permendag 36/2023

Whats New
IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com