Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

Susinisasi dan Kalang Kabutnya Negara Tetangga

Kompas.com - 17/04/2017, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

Indonesia tercatat sebagai negara yang paling agresif berperang melawan illegal fishing dalam tiga tahun terakhir.

Sepanjang kurun waktu tersebut, Indonesia pun kondang seantero dunia sebagai negara yang paling banyak menenggelamkan kapal pencuri ikan.

Sejak akhir 2014 hingga kini, Indonesia tercatat telah meledakkan dan menenggelamkan 318 kapal ikan berukuran besar.

Kapal-kapal pencuri ikan itu berasal dari berbagai negara antara lain Vietnam, Filipina, Tiongkok, Malaysia, Thailand, dan Papua New Guinea.

Kebijakan tegas dan berani itu merupakan salah satu gebrakan yang dilakukan Susi Pudjiastuti sejak diangkat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan oleh Presiden Joko Widodo pada Oktober 2014.

Selain memerangi kapal asing pencuri ikan, Menteri Susi juga menghentikan operasional kapal ikan eks asing, dan melarang penggunaan alat tangkap tak ramah lingkungan.

Semua itu dilakukan untuk mengatur dan menata bisnis perikanan Indonesia agar lebih mensejahterakan nelayan dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian negara.

Berbagai langkah terobosan di bidang perikanan akhirnya dikenal publik dengan sebutan susinisasi mengingat hanya Menteri Susi yang mau dan mampu melakukannya.

Saking populernya keberanian Susi menenggelamkan kapal-kapal asing pencuri ikan di dunia internasional, komikus Jepang Takao Saito memasukkan karakter Susi dalam karyanya, Komik Golgo 13 edisi 13 Desember 2016.

Dalam 2,5 tahun, Susinisasi telah mengubah drastis wajah usaha perikanan di Indonesia. Bisnis penangkapan ikan yang sebelumnya gelap gulita dan marak illegal fishing menjadi terang benderang dan tertata.

Para mafia perikanan proksi asing yang banyak melakukan praktik ilegal seperti melakukan mark down ukuran kapal, penyelundupan, dan transshipment ikan di tengah laut kini mulai minggir dan gulung tikar akibat kebijakan tegas Menteri Susi.

Seiring itu, nelayan-nelayan lokal yang dulunya terpinggirkan, kini mulai bangkit dan kembali bersemangat  menangkap ikan.

Jika sebelumnya nelayan lokal tak kebagian ikan karena kalah bersaing dengan kapal-kapal besar eks asing dan kapal asing, kini hasil tangkapan mereka cukup berlimpah dan tak perlu lagi melaut hingga jauh ke tengah.

Susinisasi telah menyebabkan pergeseran distribusi sumber daya ikan di laut, dari sebelumnya dikuasai segelintir mafia proksi asing, kini menjadi  menyebar dan dinikmati oleh jutaan nelayan lokal.

Dampaknya, kesejahteraan nelayan belakangan meningkat, tercermin dari naiknya angka nilai tukar nelayan (NTP).

Seiring mundurnya para mafia dan operator kapal eks asing yang kerap tidak melaporkan pendapatannya kepada negara, bisnis penangkapan ikan di Tanah Air pun menjadi lebih transparan dan terdata dengan baik.

Dampaknya, penerimaan negara dari pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mulai meningkat. Kontribusi sektor perikanan terhadap perekonomian pun semakin besar.

Sumber: KKP, Ditjen Pajak Perkembangan pajak sektor perikanan

 

Berdampak pada negara lain

Halaman:


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com