Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Minta Pemda Berperan Lebih Besar Tangani Mudik Lebaran

Kompas.com - 21/04/2017, 22:28 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

LOMBOK, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus membenahi kesiapan dan penanganan mudik hari raya Idul Fitri mendatang.

Harapannya, tidak ada lagi kemacetan dan antrian panjang di gerbang maupun jalan tol serta rute mudik lainnya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto menyatakan, Kemenhub dan pemerintah pusat tidak bisa bekerja sendirian dalam mengatasi kemacetan.

Pemerintah daerah (Pemda) menurut dia juga harus lebih banyak berpartisipasi untuk turut mengatasi permasalahan terkait transportasi saat periode mudik Lebaran.

"Pemda juga harus ikut. Bagaimana (menangani) penyeberangan di pasar tumpah, tempat rumah makan, pom bensin," kata Pudji pada acara Lokakarya Wartawan Kementerian Perhubungan di Aruna Senggigi Resort & Convention, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat (21/4/2017).

Pudji menuturkan, pemda bersama pihak kepolisian setempat memiliki hak dalam mengatur dan mengambil langkah dalam mengantisipasi kemacetan di wilayahnya saat periode mudik.

Selain itu, ia juga meminta agar Pemda dan kepolisian bersedia mengeluarkan anggaran. Ia mengambil contoh perlunya traffic cone untuk pembatas jalan. Pihak berwajib, menurut dia, seringkali enggan mengeluarkan anggaran untuk pengadaan traffic cone di ruas jalan yang dilalui pemudik.

"Traffic cone tidak mau modalin. Malah pakai bambu bekas, dicat, dicor, bambunya (dipancang) ke atas," ungkap Pudji.

Ia mengungkapkan, traffic cone adalah hal yang vital di setiap ruas jalan, apalagi yang padat selama periode mudik.

Pada kesempatan yang sama, pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengungkapkan, perhatian Pemda terhadap masalah perhubungan memang kecil.

Ia menyatakan, hanya ada dua provinsi yang memiliki alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk Dinas Perhubungan (Dishub) mencapai di atas 3 persen. "Hanya DKI Jakarta dan Solo. Bahkan ada yang di bawah 1 persen," jelas Djoko.

Ia menuturkan, hal ini perlu disoroti. Pasalnya, rata-rata Pemda malah memiliki anggaran yang besar untuk Dinas Pekerjaan Umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com