Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Pelajaran Penting dari Dinamika Perekonomian Indonesia 2016

Kompas.com - 27/04/2017, 17:43 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyatakan, dinamika perekonomian Indonesia tahun 2016 membawa tiga pelajaran berharga.

Seperti diketahui, berbagai gejolak mewarnai perkembangan perekonomian global dan memberi dampak pula bagi perekonomian domestik.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo menyatakan, pelajaran pertama adalah perlunya respons bauran kebijakan makroekonomi yang tepat waktu, konsisten, dan diterapkan secara disiplin.

Kedua, koordinasi dan sinergi kebijakan yang baik antar pemangku kebijakan terbukti dapat meningkatkan resiliensi dan fleksibilitas perekonomian.

"Ketiga, dinamika ekonomi domestik yang sangat tergantung pada perkembangan global menunjukkan pentingnya konsistensi dan keberlanjutan reformasi struktural," kata Agus pada acara peluncuran buku Laporan Perekonomian Indonesia di Jakarta, Kamis (27/4/2017).

Agus menyatakan, eksplorasi pelajaran dari perjalanan ekonomi tersebut merupakan hal yang penting sebagai dasar bagi penguatan maupun penyempurnaan kebijakan ke depan.

Namun demikian, Agus menyatakan optimismenya mengenai prospek ekonomi Indonesia ke depan. Ia menuturkan, perekonomian Indonesia pada tahun 2017 diperkirakan akan terus membaik seiring perkembangan positif di tingkat global maupun domestik.

Dari sisi global, pertumbuhan ekonomi dunia pada 2017 diperkirakan lebih baik dibandingkan dengan capaian pada 2016. Perkembangan ini kemudian dapat mendorong naik harga komoditas.

Sementara itu, dari sisi domestik, perbaikan prospek ekonomi ditopang perkiraan mulai berkurangnya proses konsolidasi yang dilakukan oleh korporasi dan perbankan.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menuturkan, untuk melihat prospek ekonomi ke depan, mau tidak mau BI harus memantau apa yang terjadi di sisi eksternal. Hal ini terkait rencana lanjutan kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat.

"Saat ini bukan hanya kenaikan Fed fund rate (FFR), tapi juga bertambah dengan penurunan balance sheet The Fed," ujar Mirza.

Oleh karena itu, penting bagi BI untuk menjaga stabilitas. Apabila kenaikan suku bunga acuan bukan menjadi pilihan, maka inflasi harus dikendalikan. Selain itu, neraca pembayaran juga harus dijaga kesehatannya. Pun reformasi struktural harus pula terus dijaga momentumnya.

"Tantangannya adalah inflasi harus dikendalikan karena kondisi eksternal masih menantang," tutur Mirza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com