Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Achmad Nusjirwan Sugondo
Pegiat Fintech

Anggota Asosiasi FinTech Indonesia dan Product & Customer Experience Head BTPN Wow!

Sinergi Pandai Demi Laku Pandai

Kompas.com - 10/05/2017, 12:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Berawal pada tiga tahun lalu, ketika kami berkunjung ke komunitas di Bogor, berdialog dengan penduduk di sana. Saat itu kami di tengah pengembangan model bisnis yang tepat untuk meningkatkan akses keuangan bagi masyarakat. Kami mencari tahu bagaimana masyarakat setempat mengatur keuangannya dan mengapa mereka tidak tertarik berhubungan dengan bank.

Mayoritas penduduk menjelaskan bahwa mereka menabung setiap satu atau dua hari sebesar Rp 10.000-Rp 20.000 melalui seorang Bapak yang rutin mengumpulkan tabungan warga. Tujuan mereka menabung umumnya adalah untuk menyambut Hari Raya Lebaran. Masyarakat tersebut tidak menabung di bank, karena dibutuhkan biaya untuk pergi ke bank.

Jika sebelum Lebaran mereka berhasil menabung sebanyak Rp 1.000.000, mereka berhak atas penarikan tabungan senilai Rp 900.000. Mengapa hanya Rp 900.000? Karena selisih nilainya dikompensasikan sebagai biaya transport sang kolektor tabungan.

Nasabah tidak mendapatkan kembali nilai tabungannya secara utuh, apalagi disertai bunga. Warga paham akan manfaat menabung di bank, namun model menabung seperti di ataslah yang sementara menjadi solusi terbaik di lingkungan mereka. 

Hal menarik lainnya adalah cara mereka meminjam uang, yang diperoleh dari Bapak yang sama. Meminjam dana Rp 500.000 berarti hanya menerima sebesar Rp 450.000, yang diangsur Rp 20.000 setiap hari selama 30 hari. Ini berarti mereka membayar bunga pinjaman sebesar Rp 150.000 untuk pinjaman Rp 450.000, yang setara dengan 30 persen bunga flat sebulan.

Laku Pandai : Bank Tanpa Kantor

Fenomena di atas terus berlangsung karena minimnya akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal dan hal ini terjadi pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Data World Bank Global Findex 2014 menyebutkan, 64 persen warga Indonesia (sekitar 80 juta orang) yang berusia lebih dari 15 tahun tidak memiliki rekening bank.

Mereka adalah petani, nelayan, pedagang mikro, buruh, pekerja informal, pelajar dan ibu rumah tangga. Sebaran geografis mereka; 60 persen di Jawa & Bali, 18 persen di Sumatera dan sisanya tersebar di berbagai pulau lainnya.

Untuk memudahkan masyarakat mengakses layanan keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggulirkan program Layanan Keuangan Tanpa kantor Dalam Rangka Inklusi Keuangan (Laku Pandai) pada November 2014.

Agen Laku Pandai dapat berfungsi layaknya perwakilan bank - mereka dapat membuka rekening untuk nasabah, menerima setoran dan melayani tarik tunai, di samping menerima aplikasi pinjaman dan asuransi. Intinya, masyarakat bisa mengakses layanan perbankan tanpa harus datang ke bank. Mereka cukup mendatangi agen yang notabene tetangganya sendiri.

Laku Pandai Lewat Sinergi Bank dan Fintech

Meski riset menunjukkan tingkat penetrasi ponsel di Indonesia telah mencapai 92 persen, penetrasi smartphone baru mencapai 53 persen. Tingkat konektivitas broadband (akses internet) adalah sebesar 65 persen, sehingga tidak semua pemilik smartphone dapat mengakses internet.

Dari lebih 60.000 desa, hanya 31 persen yang memiliki sinyal selular yang kuat (data 2013). Kesimpulannya, masyarakat yang memiliki smartphone dan memiliki konektivitas broadband belum tentu dapat mengakses internet.

Fakta di atas menunjukkan bahwa solusi inklusi keuangan selayaknya memenuhi dua kriteria penting; pertama, dapat diakses dengan mudah - tidak saja melalui smartphone tetapi juga melalui ponsel biasa; kedua, dapat diakses dari mana saja, termasuk di area dengan sinyal selular sangat lemah.

Bank memiliki kesempatan besar untuk melahirkan inovasi terkait hal tersebut, namun sebagai industri yang diregulasi secara ketat, perbankan menghadapi tantangan untuk dapat melakukan terobosan secara lincah. Sebaliknya, hal tersebut dapat dijawab oleh teknologi finansial (tekfin) yang mampu memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat melalui layanan yang mudah, cepat dan murah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com