JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memperkirakan defisit anggaran akan mencapai 2,92 persen pada 2017.
Perkiraan itu terkuak saat pemerintah menyampaikan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2017 kepada DPR.
Namun Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah akan melakukan penghematan belanja negara agar defisit tidak menyentuh angka 2,92 persen.
Melalui langkah itu, defisit diperkirakan hanya 2,67 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Pemerintah lakukan efisiensi belanja barang yang kurang produktif tetapi tidak menganggu sasaran strategis pembangunan nasional," ujarnya saat rapat dengan Banggar DPR, Kamis (6/7/2017).
Menurut Darmin, total penghematan belanja barang mencapai Rp 16 triliun.
Penghematan anggaran meliputi anggaran rapat, anggaran perjalanan dinas, hingga anggaran iklan kementerian dan lembaga.
Meski begitu, total belanja negara di RAPBN-P 2017 justru diusulkan naik menjadi Rp 2.111 triliun. Padahal belanja di APBN 2017 hanya mencapai Rp 2.077 triliun.
Pemerintah meyakini, dengan adanya penghematan dan penyerapan anggaran yang tidak mencapai 100 persen, outlook belanja negara hanya Rp 2.077 triliun.
Sementara itu pendapatan negara di RAPBN-P 2017 turun dari Rp 1.750 triliun menjadi Rp 1.715 triliun.
Hal ini disebabkan penerimaan dari pajak non migas akan turun sekitar Rp 50 triliun.
Usai menyampaikan RAPBN-P 2017, pemerintah akan memulai pembahasan dengan DPR. Artinya, masih ada kekemungkinan defisit anggaran sebesar 2,67 persen bisa berubah.