Brandzview
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Jenius

Kenaikan Gaji Lebih Kecil dari Kenaikan Biaya Pendidikan, Solusinya?

Kompas.com - 17/07/2017, 08:47 WIB
Mikhael Gewati

Penulis


KOMPAS.com
 
- Usai merayakan Lebaran, para orangtua harus bersiap menghadapi tahun ajaran baru anak sekolah yang biasanya menyedot banyak biaya. Beban mereka pun makin bertambah berat, karena dari tahun ke tahun biaya pendidikan semakin mahal.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata kenaikan biaya pendidikan mencapai 10 persen per tahun. Senada dengan BPS, lembaga ZAP Finance bahkan menyatakan biaya pendidikan di negeri ini kisaran peningkatannya bisa mencapai 20 persen per tahun.

Jadi, bila masuk sekolah dasar swasta saat ini harus membayar Rp 10 juta, maka tahun depan akan meningkat menjadi Rp 11 juta – 12 juta.

Belum berhenti sampai di situ, beban orangtua pun makin bertambah berat karena kenaikan pendapatan atau gaji kerapkali tidak bisa mengimbangi peningkatan biaya pendidikan. Survei Kelly Services Indonesia mencatat rata-rata kenaikan gaji pegawai di Indonesia pada 2016 sebesar 7-10 persen.

Meski faktanya seperti itu, bukan berarti orangtua harus menyerah dengan keadaan. Sebab bagaimanapun, salah satu kewajiban utama mereka adalah membekali anak-anaknya dengan pendidikan terbaik sebagai modal penting di masa depan.

Terlebih lagi, saat ini melalui Masyarakat Ekonomi Asean(MEA), kelak anak-anak harus bersaing dengan generasi dari negara tetangga untuk mendapatkan pekerjaan. Sementara itu, guna meningkatkan kompetensi anak butuh sekolah dengan biaya yang tidak murah.

Maka dari itu, para orangtua harus pintar-pintar menyisihkan penghasilan untuk ditabung atau simpan.

Investasi

Meski dalam kondisi demikian, menabung saja bukanlah jalan keluar yang efektif. Ingat, bunga tabungan reguler yang ditawarkan perbankan tak tergolong tinggi, yaitu rata-rata hanya berkisar 1-2 persen.

Lebih dari itu, besaran bunga tersebut juga tak sepadan dengan laju inflasi. Dari Januari sampai Mei 2017 misalnya, rata-rata angka inflasi menurut Bank Indonesia mencapai 3,88 persen. Angka ini lebih tinggi daripada bunga tabungan biasa.

Artinya, keuntungan jangka panjang tidak bisa diraih lewat menabung saja. Sebagian dana lebih baik dialihkan untuk investasi.

“Dengan memulai investasi lebih cepat, maka imbal hasil yang diperoleh bakal lebih besar juga. Sebab, bunga atau imbal hasil investasi terus berbunga dan mengembang semakin besar, ibarat bola salju,” kata perencana keuangan Risza Bambang, kepada Kompas, Minggu (28/8/2016).

Karena ini adalah investasi untuk biaya pendidikan anak maka pilih portofolio yang aman, berisiko rendah, dan menguntungkan. Deposito adalah salah satunya.


Salah satu cara untuk menghadapi biaya pendidikan yang semakin mahal adalah dengan investasi depositoeskaylim / Thinkstock Salah satu cara untuk menghadapi biaya pendidikan yang semakin mahal adalah dengan investasi deposito

Deposito aman karena negara melalui badan keuangannya atau Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah menjamin keberadaan dana nasabah portofolio investasi ini. Adapun dana maksimal nasabah deposito yang dijamin LPS sebesar Rp 2 miliar.

Dibandingkan dengan instrumen investasi lain seperti valas dan pasar saham, maka deposito mempunyai risiko yang paling kecil. Jadi bila terjadi gejolak politik atau negara mengalami krisis maka deposito paling minim risiko terkena dampaknya.

Tak hanya itu, nilai deposito juga relatif stabil dan bisa dikatakan sedikit sekali terpengaruh dengan gejolak pasar modal dan pasar uang.

Adapun soal keuntungan portofolio investasi ini memberikan untung yang kompetitif. Bunga deposito bisa tiga kali lipat lebih tinggi dari bunga tabungan reguler di bank.

Nah, soal pembuatan dan mengecek deposito pun sudah tak serumit seperti dahulu yang mengharuskan nasabah ke bank. Saat ini, sudah ada beberapa produk deposito yang menawarkan kemudahan membuat dan mengakses melalui smartphone atau ponsel pintar. Maxi Saver dari Jenius misalnya.

Jenius merupakan bagian dari Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN). Aplikasi finansial ini bisa membantu mengatur keuangan dan mengalokasikan pengeluaran secara bersamaan langsung di ponsel pintar. Untuk mendapatnya diunduh dan register di sini.

Sementara itu, Maxi Saver adalah bagian dari salah satu fitur yang ada di dalam Jenius. Fitur ini adalah layanan deposito dengan besaran bunga 5,75 persen – 6,25 persen per tahun dan tenor satu sampai 12 bulan.

Cara mengaktifkan fitur tersebut pun mudah karena hanya membutuhkan waktu 60 detik dan bisa dilakukan kapan dan di mana saja. Dengan begitu, dana tabungan reguler bisa lebih mudah dialihkan ke deposito Maxi Saver.

Belum cukup sampai situ. Agar mendapatkan hasil maksimal, sebaiknya deposito dikombinasikan dengan usaha lain.

Contohnya, orangtua mesti pintar mengalihkan dana dari rejeki dadakan. Ketika mendapatkan bonus dari kantor, misalnya, segeralah untuk diamankan, ditabung atau diinvestasikan.

Dengan begitu, orangtua pun bisa mempersiapkan tabungan biaya pendidikan anak dengan aman dan menguntungkan. Kenaikan gaji karyawan yang lebih kecil dari kenaikan biaya pendidikan bukan lagi jadi masalah.


Terkini Lainnya

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyeludupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyeludupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com