Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Energi Baru Terbarukan Menjadi Kunci Ketahanan Energi Indonesia

Kompas.com - 20/07/2017, 21:44 WIB
Kontributor Tangerang, Grace Natali

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com – Selama ini Indonesia dikenal sebagai salah satu penghasil minyak, gas, dan batubara di dunia. Kekayaan tersebut sebenarnya merupakan modal untuk menjadi negara besar.

Namun sejak tahun 2000 dan semenjak tahun 2003, konsumsi minyak bumi Indonesia melebihi produksi sehingga menjadikan Indonesia sebagai importir minyak bumi.

Di sisi lain, Indonesia pun belum memiliki cadangan penyangga energi lain yang dapat memberikan jaminan pasokan dalam waktu tertentu apabila terjadi kondisi krisis dan darurat energi.

Ada beberapa rekomendasi yang harus dijalankan bila Indonesia tak ingin jatuh ke “lubang” krisis energi.

Contohnya, upaya mengatasi ketergantungan terhadap impor minyak dari negara tertentu saat ini, mengharuskan Indonesia untuk lebih agresif mencari sumber-sumber pasokan (energi fosil) baru dan melakukan perubahan radikal untuk pembangunan energi baru dan terbarukan.

Melihat betapa pentingnya isu ketahanan energi ini, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yang memiliki perhatian khusus terhadap isu lingkungan dan krisis energi mengadakan seminar nasional selama sehari pada Kamis (20/7/2017) di UMN bertajuk Seminar Ketahanan Energi Nasional (SINERGY 2017).

Seminar tersebut mengusung tema “Masa Depan Ketahanan Energi Indonesia dan Peranan Energi Baru Terbarukan Dalam Kontribusinya Terhadap Ketahanan Energi Indonesia”.

Dalam acara SINERGY 2017, Dr Deden Kusdiana selaku Sekretaris Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM menyoroti tentang ketertinggalan Indonesia dari Thailand dalam hal penggunaan energi terbarukan dan konservasi energi.

Padahal keberadaan energi baru terbarukan (EBT) menjadi solusi praktis yang dapat melepaskan Indonesia dari krisis energi.

“EBT berperan besar dalam menunjang ketersediaan energi di saat pasokan energi yang berasal dari minyak bumi mulai turun. Pemerintah berkomitmen meningkatkan target EBT sebesar 23 persen. Selain itu, keberadaan EBT mampu lebih cepat untuk memberikan pasokan listrik ke berbagai pelosok Indonesia dibandingkan dengan cara konvensional,” ungkapnya.

Menurut Rangga Winantyo, Ketua Pelaksana SINERGY 2017, seminar ini menitikberatkan pada penggunaan energi yang terbarukan di Indonesia sebagai salah satu alternatif untuk meminimalkan kerusakan lingkungan sebagai dampak kegiatan eksplorasi.

“Agar menemukan solusi terbaik mengenai permasalahan tersebut, maka SINERGY 2017 diadakan untuk menjadi wahana diskusi dan bertukar pikiran dari berbagai unsur akademis, industri, pemerintah, dan masyarakat,” papar Rangga.

Ini sejalan dengan komitmen UMN yang ingin ikut berpartisipasi membangun lingkungan yang ramah lingkungan dan hemat energi. Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Rektor UMN, Andrey Andoko.

Sebagai wujud komitmen, selain menyelenggarakan SINERGY 2017, UMN juga membangun gedung perkuliahan yang mengusung konsep hemat energi dan prestasinya telah diakui dengan keluar sebagai juara pertama gedung hemat energi tingkat nasional dan internasional.

SINERGY 2017 mempertemukan tokoh-tokoh yang berperan penting dalam ketahanan energi di Indonesia. Mereka antara lain adalah Dr Eng Ir Tumiran MEng dari Dewan Energi Nasional, Dr Eng Deendarlianto selaku Ketua Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada, Dr Abdul Muin dari SKK MIGAS, dan Dr Deden Kusdiana selaku Sekretaris Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM.

Selain itu, SINERGY 2017 juga menampilkan narasumber yang merupakan praktisi dalam bidang ini yaitu Djoko Sidik Pramono dari PT SKY ENERGY dan Ir RM Budi Prasetyo selaku Manager Biro Teknik dan Pengembangan PT Wijaya Karya Industri Energi.

Masing-masing dari mereka membahas topik-topik yang relevan dengan kondisi ketahanan energi Indonesia saat ini, seperti pandangan perusahaan, industrI, dan masyarakat terhadap ketahanan energi nasional.

Juga terkait hambatan dan kesulitan yang dihadapi akibat kebijakan pemerintah, kesiapan Indonesia dalam menghadapi krisis energi, pemanfaatan energi baru terbarukan sebagai bahan bakar dan kontribusinya terhadap ketahanan energi Indonesia, serta peluang bisnis di bidang energi terbarukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com