Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyerapan Tenaga Kerja Melempem

Kompas.com - 26/07/2017, 23:30 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Realisasi penanaman modal pada kuartal II-2017 memang naik 12,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun penyerapan tenaga kerja justru melempem.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, hanya 345.243 orang yang diserap sebagai tenaga kerja pada kuartal II-2017. Padahal periode yang sama tahun lalu, penyerapan tenaga kerja mencapai 354.739 orang.

"Sekarang ini beberapa sektor yang nampaknya tumbuh tinggi seperti petrochemical ternyata penyerapan tenaga kerjanya kecil dibandingkan industri manufaktur atau kontruksi," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (26/7/2017).

Menurutnya, kementerian terkait harus melihat kondisi penyerapan tenaga kerja yang menurun. Pemerintah juga harus bisa mengarahkan investasi ke sektor-sektor yang bisa menyerap tenaga kerja banyak.

Namun pemerintah mengaku akan terlebih dulu melihat realisasi investasi secara menyeluruh. Termasuk melihat komposisi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

"Kemampuan untuk menciptakan penyerapan tenaga kerja akan dilihat berdasarkan sektornya," kata Sri Mulyani.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah angkatan kerja per Februari 2017 mencapai 131,55 juta orang, naik 3,88 juta orang dibandingkan Februari 2016. Sementara penduduk yang bekerja sebanyak 124,54 juta orang, naik 3,89 juta orang dibandingkan Februari 2016.

Sektor informal masih menjadi primadona. Pada Februari 2017, 58,35 persen penduduk bekerja pada kegiatan informal. Persentase ini naik 0,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Setahun terakhir, peningkatan persentase penduduk bekerja terjadi di sektor jasa kemasyarakatan 0,42 persen, transportasi pergudangan dan komunikasi 0,27 persen, pertanian 0,12 persen, industri 0,07 persen. Adapun sektor yang mengalami penurunan yakni sektor konstruksi 0,64 persen dan perdagangan 0,25 persen.

Sementara data pengangguran tercatat 5,33 persen atau 7,01 juta orang. Dibandingkan Februari 2016 yang sebesar 5,50 persen, maka data pengangguran terbuka Februari 2017 mengalami penurunan 0,17 persen atau 10.000 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com